Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cek Kondisi Pergerakan Tanah di Bandung Barat, Begini Temuan PVMBG

Ferry Bangkit Rizki , Jurnalis-Senin, 04 Maret 2024 |16:21 WIB
Cek Kondisi Pergerakan Tanah di Bandung Barat, Begini Temuan PVMBG
Tanah bergerak di Bandung Barat (Foto: MPI)
A
A
A

BANDUNG BARAT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membeberkan hasil pengecekan bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Penyidik Bumi PVMBG Yuhandi Kristiawan menyatakan bahwa pihaknya menemukan perselingan dari batu-batu lanau, di mana sifatnya lempungan. Artinya ketika bertemu dengan air batuannya menjadi mudah bergerak. Temuan didapat setelah pihaknya melakukan pengecekan langsung di lokasi.

"Dari hasil sementara, didapat karakter batuannya dan diperiksa itu menemukan perselingan dari batu pasir dan batu lanau di mana sifatnya lempungan. Ketika bertemu air batuannya menjadi bergerak ditambah kemiringan lereng relatif sama dengan kemiringan batuannya," ungkap Yuhandi.

Namun jika melihat karakter, pergerakan tanah ini tidak akan meluas ke lokasi lainnya atau hanya di sekitar lokasi pergerakan tanah tanah. Sebab, bencana yang terjadi di pelosok Bandung Barat ini membentuk area tapal kuda atau menyerupai huruf U. Mahkota pergerakan tanahnya berada di SDN 1 Babakan Talang yang sudah ambruk.

"Areanya kemungkinan enggak meluas, tapi hanya di area tapal kuda saja. Angka luasan bahaya belum kita pastikan, karena kita baru ambil data sekarang. Cuma khawatir kalau terus longsor di bawahnya kan rumah-rumah," jelas dia.

Sementara itu, Surveyor Pemetaan PVMBG, Sumaryono mengatakan secara mekanisme, pergerakan tanah itu juga terjadi karena interaksi adanya erosi sungai yang relatif deras. Artinya ketahanan lereng akan tererosi, yang kemudian area di atas pembukaan lahan dan aliran air mengarah ke sayap kanan longsoran.

"Tadi disampaikan batuannya tipikal batu lempung dan batu pasir, nah batu lempung ini kalau terpotong kena matahari kemudian kering lalu basah lagi kena hujan jadi masalah tersendiri. Kemungkinan jelas faktor infiltrasi air berlebihan," pungkas Sumaryono.

Sebelumnya, bencana pergerakan tanah itu sudah merusak 10 bangunan yakni 8 rumah, 1 bangunan sekolah dan 1 Posyandu. Sedangkan puluhan rumah lainnya terancam terdampak pergerakan tanah susulan. Sebanyak 48 kepala keluarga (KK) dan 192 jiwa harus mengungsi akibat bencana tersebut.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement