Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penelitian Terbaru: Lebih Banyak Virus dari Manusia ke Hewan Daripada Sebaliknya

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 27 Maret 2024 |16:33 WIB
Penelitian Terbaru: Lebih Banyak Virus dari Manusia ke Hewan Daripada Sebaliknya
Penelitian: lebih banyak virus dari manusia ke hewan daripada sebaliknya (Foto: Reuters)
A
A
A

Selama ribuan tahun, pandemi yang telah menewaskan jutaan orang disebabkan oleh patogen seperti virus, bakteri, dan jamur yang berpindah ke manusia melalui hewan. Zoonosis telah menjadi perhatian utama sehubungan dengan penyakit menular berbahaya yang baru muncul.

“Sebagian besar patogen yang beredar pada manusia berasal dari hewan pada suatu waktu,” kata ahli biologi komputasi dan rekan penulis studi Francois Balloux, direktur UCL Genetics Institute.

“Ancaman terbesar saat ini mungkin adalah flu burung H5N1, yang menyebar pada burung liar. Alasan utama lonjakan inang baru-baru ini bisa begitu dahsyat adalah karena populasi spesies inang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit baru tersebut,” terangnya.

Kematian Hitam (Black Death) pada abad ke-14 ketika penyakit bakteri pes membunuh jutaan orang di Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara, disebabkan oleh bakteri yang biasanya beredar pada hewan pengerat liar.

Ancaman saat ini seperti virus Ebola juga muncul dari hewan.

“Secara luas diyakini bahwa SARS-CoV-2, agen pandemi COVID-19, kemungkinan besar berasal dari kelelawar tapal kuda dan menular ke manusia,” kata Tan.

Namun, wabah SARS-CoV-2 juga tercatat selama pandemi terjadi pada hewan cerpelai yang terinfeksi oleh manusia.

Banyak penularan dari spesies ke spesies tidak penting. “Dalam sebagian besar kasus, infeksi seperti itu tidak membawa hasil apa pun, karena virus ini tidak beradaptasi dengan baik dan tidak ada penularan lanjutan pada inang baru,” ujar Balloux.

“Dalam beberapa kasus, virus ini dapat mulai bersirkulasi, menyebabkan wabah penyakit, epidemi, pandemi, atau bahkan berkembang menjadi patogen endemik. Wabah penyakit zoonosis dalam skala kecil mungkin cukup umum terjadi, meskipun kita melewatkan sebagian besar wabah tersebut, namun Epidemi besar-besaran cenderung merupakan kejadian langka, secara evolusioner,” paparnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement