Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pria Ini Dipenjara 30 Tahun karena Bantu Penyerang Islam Garis Keras Tembak Mati 5 Orang di Pasar Natal

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 05 April 2024 |08:44 WIB
Pria Ini Dipenjara 30 Tahun karena Bantu Penyerang Islam Garis Keras Tembak Mati 5 Orang di Pasar Natal
Pria ini dihukum penjara 30 tahun karena bantu penyerang Islam garis keras tembak mati 5 orag di Pasar Natal (Foto: AFP)
A
A
A

PARIS - Seorang pria dijatuhi hukuman 30 tahun penjara karena membantu penyerang Islam garis keras yang menewaskan lima orang di pasar Natal Prancis pada Desember 2018 silam.

Audrey Mondjehi, 42, dihukum karena mendapatkan senjata yang digunakan oleh Cherif Chekatt, yang menembak dan menikam korbannya di Strasbourg, timur laut Prancis.

Isi persidangan mengatakan pasangan tersebut adalah mantan teman satu sel di penjara.

Dua pria lainnya dijatuhi hukuman lebih pendek karena membantu Chekatt. Orang keempat dibebaskan.

Lima orang tewas ketika Chekatt menembaki kerumunan di pasar yang meriah. Dia ditembak mati oleh polisi dua hari kemudian.

Pada 29 Februari lalu, Mondjehi dan orang lain yang dituduh membantunya pada hari-hari sebelum penyerangan diadili di Pengadilan Assize di Paris.

Arnaud Friedrich, pengacara yang mewakili beberapa keluarga korban, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ini adalah momen penting bagi kliennya.

Mondjehi tidak dihukum karena pelanggaran terorisme karena pengadilan mengatakan dia tidak tahu tujuan Chekatt menggunakan senjata tersebut.

"Saya berpikir mendalam dan merasakan banyak kesedihan untuk semua korban. Sepanjang hidup saya, saya akan menyesali apa yang terjadi.,” terangnya, dikutip AFP.

"Saya tidak pernah mengira dia akan melakukan hal itu, saya tidak pernah menyangka dia menjadi radikal,” lanjutnya.

Seperti diketahui, kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada 11 Desember 2018, Chekatt. Pelaku memiliki serangkaian hukuman pidana dan termasuk dalam daftar pantauan orang-orang yang mewakili potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Dia memasuki pusat bersejarah Strasbourg dengan membawa pistol dan pisau.

Dia melepaskan tembakan sambil meneriakkan "Allahu Akbar" ("Tuhan Maha Besar") sebelum membunuh lima orang secara acak dan melukai 11 orang lainnya.

Dia berhasil melarikan diri dari daerah tersebut dengan melompat ke dalam taksi, sebelum ditemukan oleh polisi setelah perburuan selama 48 jam.

Kelompok Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan sebuah video yang menyatakan kesetiaan kepada kelompok tersebut ditemukan di rumah Chekatt. Namun Menteri Dalam Negeri Perancis saat itu, Christophe Castaner, meragukan klaim tersebut dan mengatakan bahwa mereka mendapat pujian atas serangan yang tidak direncanakan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement