ISRAEL – Roket Hizbullah telah memicu kebakaran hutan selama berhari-hari di Israel utara, mengakibatkan sebagian besar hutan lindung hancur dan 11 orang dirawat di rumah sakit karena menghirup asap.
Petak-petak tanah hangus mulai terlihat setengah jam dari perbatasan Lebanon, gumpalan asap kelabu memetakan rute ke kedua sisi melintasi perbukitan.
Penduduk lokal di komunitas utara Israel yang sebagian besar sepi, telah berjuang melawan kebakaran yang tersebar selama beberapa minggu. Salah satu anggota tim pertahanan sipil mengatakan telah terjadi 15 hingga 16 kebakaran di wilayah tersebut sejak saat itu. Namun suhu tinggi selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan peningkatan tajam.
Petugas pemadam kebakaran pada Senin (3/6/2024) berjuang selama 20 jam untuk memadamkan api di sekitar kota Kiryat Shmona.
Kebakaran yang menurut para pengelola hutan sejauh ini telah membakar 3.500 hektar lahan, memicu tuntutan baru agar pemerintah Israel mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri konflik yang meningkat dengan Hizbullah di wilayah utara.
Kabinet perang Israel dijadwalkan bertemu pada Selasa (4/6/2024) malam untuk membahas situasi keamanan yang memburuk di sepanjang perbatasan utaranya. Israel dan Hizbullah telah saling melancarkan serangan lintas batas hampir setiap hari sejak Oktober lalu dan dalam beberapa pekan terakhir terjadi peningkatan intensitas serangan.
Penduduk salah satu kibbutz mengatakan serangan roket Hizbullah pasti terkait dengan tindakan Israel di Gaza, dan sejak operasi darat militer Israel dimulai di kota Rafah di Gaza selatan, tiga atau empat roket terbang di atas rumah mereka setiap hari.
Puluhan ribu warga, yang dievakuasi dari daerah tersebut setelah serangan Hamas terhadap Israel, masih menunggu untuk kembali ke rumah mereka. Namun tenggat waktu pemerintah untuk mengamankan kawasan ini terus meleset.
Banyak dari pengungsi ini melihat gencatan senjata di Gaza sebagai kunci untuk menenangkan situasi di wilayah utara.
Namun menteri keamanan sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi petugas pemadam kebakaran di kota terdekat Kiryat Shmona hari ini, mengatakan bahwa tanggapan pemerintah terhadap roket Hizbullah seharusnya adalah perang.
“Tidak ada perdamaian di Lebanon ketika tanah kami menjadi sasaran,” katanya, dikutip BBC.
Herzl Halevi, kepala staf militer Israel, yang juga mengunjungi wilayah tersebut, mengatakan negaranya mendekati titik di mana keputusan harus diambil.
Dia menegaskan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) siap untuk melakukan serangan.
Wakil ketua Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa kelompok tersebut tidak berupaya memperluas konflik dengan Israel namun setiap perluasan perang yang dilakukan Israel akan menemui “kehancuran”.
Pemerintah berupaya keras untuk membendung konflik di perbatasan utaranya, karena menyadari bahwa Hizbullah adalah musuh yang lebih terlatih dan memiliki perlengkapan yang lebih baik dibandingkan Hamas dan pertempuran di sini akan menjadi jenis perang yang sangat berbeda.
Namun kebakaran ini telah menempatkan konflik yang terlupakan ini muncul di halaman depan surat kabar nasional. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan baru untuk bertindak.
Dia dan pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Gaza sudah menjadi pusat perundingan rumit mengenai potensi gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera di Gaza, yang mana Presiden AS Joe Biden mendorong kedua belah pihak untuk menerimanya.
(Susi Susanti)