Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Fakta Siswi SMK Meninggal Usai Jadi Korban Bullying Selama Tiga Tahun

Ferry Bangkit Rizki , Jurnalis-Rabu, 12 Juni 2024 |07:36 WIB
5 Fakta Siswi SMK Meninggal Usai Jadi Korban <i>Bullying</i> Selama Tiga Tahun
Ilustrasi. (Foto: Ist/Okezone)
A
A
A

BANDUNG BARAT - Nabila Fitria Nuraini (18) salah seorang siswa SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, diduga mengalami perundungan atau bullying oleh temannya sendiri selama tiga tahun. 

Berikut sejumlah faktanya:

1. Berawal Unggahan di Medsos

Kasus dugaan perundungan atau bullying itu viral di media sosial usai dibagilan akun X @jissookkim. Dalam unggahan akun tersebut, dijelaskan korban kerap mendapat perundungan selama tiga tahun, baik secara fisik maupun verbal. Korban diketahui merupakan warga Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB.

Siti Aminah (42) ibu korban mengatakan, sebelum anak pertamanya itu meninggal dunia, ia dan suaminya sempat membawanya ke klinik hingga pengobatan alternatif. Sebab, kondisi mental korban semakin menurun.

"Ke dokter sudah, kemudian pengobatan non medis juga sudah, bahkan rukiyah juga sudah," ujar Siti di kediamannya, Senin (10/6/2024).

2. Bertingkah Aneh Sejak Mei

Dia mengatakan, kondisi anaknya mulai terlihat aneh pada 8 Mei 2024 ketika pulang sekolah yang tiba-tiba ingin memeluknya. Selain itu, korban mengutarakan kebahagiaannya karena sebentar lagi akan lulus dari sekolah tersebut dan mengatakan akan terbebas dari beban selama tiga tahun.

"Saya masih berfikir positif mungkin lagi cape pulang sekolah dan sebelumnya ada acara jadi panitia. Besoknya langsung ngedrop dan kondisi mentalnya terus menurun, marah-marah gak jelas, gelisah, mengungkapkan kekesalan," ujarnya.

3. Korban Meninggal

Anaknya, kata dia, seperti terus mengungkapkan yang selama ini yang dipendamnya. Hingga akhirnya korban meninggal dunia pada 30 Juni 2024. Selama ini, keluarga sudah berusaha mengadukan kejadian yang dialami anaknya kepada pihak sekolah maupun keluarga terduka pelaku. Namun belum mendapatkan respons yang memuaskan.

"Kami dari awal dapat laporan dari temannya sampai anak drop sudah datang ke sekolah, tapi kayanya terlambat responnya. Ke pelaku juga pas diminta datang ke rumah, responnya gak baik," ucap Siti.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement