Sodrakara meminta agar Gayatri cepat-cepat menyamar dengan mengenakan pakaian anaknya, lalu sembunyi bersamanya. Gayatri tidak menangis ataupun panik. Tak peduli bahaya di sekelilingnya, ia bertanya di mana jenazah kedua orangtuanya, karena penting untuknya memberikan penghormatan terakhir kepada keduanya.
la menemukan jenasah kedua orangtuanya, guru, dan para petinggi keraton lainnya di ruangan yang menyeramkan itu. Tubuh mereka berserakan di aula yang banjir darah bak boneka yang koyak. Gayatri berlulut di hadapan tubuh ayah dan ibunya, mencium, dan mendoakan jiwa keduanya.
la raih tangan ayahnya yang dingin dan bersumpah akan mengabdikan diri, untuk mengenangnya dan merawat apa yang telah diwariskannya. Sejenak kepedihan yang dalam menguasai dirinya. Setelah itu, ketakutan, putri remaja Singasari itu berpikir bagaimana bisa bertahan hidup seorang diri.
(Angkasa Yudhistira)