Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Airlangga Hartarto: Tradisi Ajarkan Kita Hidup Rukun, Tidak Saling Berebut

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Jum'at, 23 Agustus 2024 |16:10 WIB
Airlangga Hartarto: Tradisi Ajarkan Kita Hidup Rukun, Tidak Saling Berebut
Airlangga Hartarto hadiri festival Ya Qawiyyu di Klaten (Foto : Istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Festival Yaa Qawiyyu digelar setiap tahun pada Bulan Safar. Tradisi yang juga disebut Saparan tersebut menjadi momen yang selalu dinanti-nantikan oleh warga di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Puncak acara Festival Yaa Qawyyu, yakni membagikan lebih dari 6 ton apem yang berasal dari sedekah masyarakat dan disebarkan selepas Shalat Jumat kepada lebih dari 10.000 orang yang berdatangan dari seantero Tanah Air termasuk dari mancanegara.

”Tradisi pembagian apem sambil melafalkan wirid Yaa Qawiyyu merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan yang harus terus kita lestarikan. Yaa Qawiyyu mengajarkan kita akan pentingnya kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri prosesi acara puncak Saparan Apem Yaa Qawiyyu, Jumat (22/8/2024).

Tradisi penyebaran penganan yang terbuat dari tepung beras tersebut bermula dari Kyahi Ageng Gribig dan menjadi metode yang praktis dalam menyiarkan Islam di Tanah Jawa.

Tradisi Saparan di Klaten (Foto : Istimewa)

Untuk diketahui, Kiai Ageng Gribig yang bernama asli Syekh Wasibagno Timur, merupakan ulama besar yang gigih mensyiarkan ajaran Islam di Tanah Jawa dan dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V. Semasa hidupnya, Kiai Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tak pernah pelit untuk membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.

"Saat hidup beliau menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Beliau merupakan penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma," ungkap Menko Airlangga yang juga merupakan keturunan dari Kiai Ageng Gribig.

Airlangga Hartarto mengatakan, tradisi yang telah terawat bertahun-tahun lalu tersebut, mengajarkan pada masyarakat bahwa dalam menjalani hidup sejatinya,senantiasa menjaga keurukunan dan tidak saling berebut.

Event budaya tahunan itu tidak hanya memperkenalkan keunikan kue apem yang menjadi simbol utama dalam kegiatan ini, tapi juga sekaligus mampu mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan daerah setempat, serta memberikan dampak positif bagi pariwisata di daerah Klaten dan sekitarnya. 

 

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga sangat mengapresiasi masyarakat Kabupaten Klaten yang hingga saat ini turut berkontribusi dalam melanjutkan tradisi dan mempromosikan HM.4.6/298/SET.M.EKON.3/08/2024 kekayaan budaya Indonesia. Tradisi tersebut juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.

“Acara ini hendaknya dimaknai sebagai momen untuk muhasabah secara spiritual dan kultural. Menjadi pengingat akan warisan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kiai Ageng Gribig yang dalam dakwahnya selalu konsisten dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan ketegasan yang menyentuh hati. Tradisi ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa rukun, tidak saling berebut, dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sesama,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain yakni Anggota DPR RI yakni Singgih Januratmoko dan Rafindra Airlangga, Wakil Menteri Desa PDTT Paiman Raharjo, Permaisuri Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Buwono.

Slain itu, juga hadir Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Bupati Klaten Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Warsono, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, serta sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Klaten.
 

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement