Sinwar menikahi Samar Muhammad Abu Zamar pada 21 November 2011, yang usianya 18 tahun lebih muda darinya. Pasangan itu dikaruniai tiga anak.
Selain berbicara dalam bahasa Arab sebagai bahasa ibu, Sinwar juga fasih berbahasa Ibrani, yang dipelajarinya selama masa penahanannya, bersamaan dengan pemahaman tentang budaya Israel. Sinwar juga seorang hafiz, yang berarti dia telah menghafal seluruh isi Al-Qur'an.
Sinwar adalah salah satu pendiri aparat keamanan Hamas dan menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak Februari 2017. Ia juga terpilih sebagai Ketua Biro Politik Hamas pada Agustus 2024, menggantikan Ismail Haniyeh. Sinwar dikenal karena hubungannya yang erat dengan Iran dan dukungannya terhadap perjuangan militer melawan Israel. Pada 7 Oktober 2023, ia diduga sebagai otak di balik serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel.
Menurut pejabat Hamas, Yahya Sinwar terpilih sebagai pemimpin karena popularitasnya yang besar di kalangan dunia Arab dan Islam, setelah serangan 7 Oktober, serta hubungan dekatnya dengan jaringan kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Iran. Sinwar juga semakin populer di kalangan warga Palestina karena cara dia dalam menangani konflik.
Di bawah kepemimpinannya, hubungan Hamas dengan Iran semakin kuat dan ada penolakan terhadap upaya negosiasi diplomatik. Sinwar beberapa kali selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel, termasuk serangan udara pada 2021. Namun, ia akhirnya tewas dalam baku tembak dengan militer Israel pada 16 Oktober 2024.
(Rahman Asmardika)