Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Biodata Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Martir Bertempur Lawan Tank Israel

Naomi Angelina Panjaitan , Jurnalis-Jum'at, 18 Oktober 2024 |15:02 WIB
Biodata Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Martir Bertempur Lawan Tank Israel
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar duduk di sofa di antara puing-puing rumahnya yang hancur di bom Israel.
A
A
A

GAZA - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas dibunuh oleh pasukan Israel di selatan Gaza pada 16 Oktober 2024, dan telah dikonfirmasi oleh Israel. Yahya Sinwar yang dikenal sebaga tokoh tanpa kompromi terhadap pendudukan Israel, gugur setelah bertempur dengan tentara dan tank zionis.

Melansir BBC, Yahya Sinwar diserang tentara pasukan pertahanan Israel (IDF) di sebuah bangunan di Jalur Gaza selatan bersama dengan beberapa pejuang Hamas lainnya. Pasukan Israel menemukan dirinya dengan senjata, rompi, dan sejumlah uang. Kematian Sinwar dikonfirmasi IDF melalui sidik jari dan catatan gigi yang diperoleh selama sang martir mendekam di penjara Israel.

Konfirmasi mengenai kematiannya memerlukan waktu karena Israel membandingkan data gigi dan sidik jari untuk memastikan identitasnya.

Sejauh ini Hamas belum memberikan komentar terkait kematian Sinwar, dan belum ada pemimpin pengganti yang ditunjuk.

Menyadur Britannica, Yahya Ibrahim Hassan Sinwar adalah seorang tokoh pejuang dan politik Palestina yang lahir pada 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis, Gaza, yang saat itu dikuasai Mesir. Selama Perang Palestina tahun 1948, keluarganya terpaksa meninggalkan kota Majdal 'Asqalan yang sekarang dikenal sebagai Ashkelon.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Khan Yunis, Sinwar melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Gaza, di mana ia meraih gelar sarjana dalam studi bahasa Arab. Yahya Sinwar memiliki adik laki-laki yang bernama Mohammed Sinwar, dan merupakan seorang pemimpin militer di Hamas.

Pada 1989, Sinwar dihukum penjara seumur hidup oleh Israel karena merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel serta empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator. Selama masa penahanannya, ia terus mengoordinasikan eksekusi warga Palestina yang dicurigai bekerja sama dengan Israel. Sinwar menjalani 22 tahun penjara sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada 2011 untuk tentara Israel Gilad Shalit. Selama di penjara, ia juga menerima perawatan medis dari dokter Israel untuk tumor otak yang mengancam jiwanya.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement