JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Wahyu Dinata mengaku ada penurunan jumlah partisipasi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) jika disandingkan dengan pemilihan presiden (Pilpres). Hal tersebut otomatis membuat angka golput menjadi meningkat.
"Terus mengenai potensi golput. Memang menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS agak renggang ya, tapi kami belum tahu angka pastinya, berapa tingkat partisipasi, tapi untuk Pilkada memang cenderung biasanya lebih rendah dari Pilpres," kata Wahyu dalam konferensi pers di kantor KPU DKI Jakarta, Kamis (28/11/2024).
"Tingkat partisipasi kami misalnya di 2007 ya, awal 2007 itu sekitar 65 persen, di 2012 juga 65 persenan, di 2017 memang agak tinggi ya, kalau saya tidak salah 78 persen," sambungnya.
Dia mengungkapkan, kini jajarannya sedang merekap jumlah partisipan pilihan dalam Pilkada tahun ini. Dia memastikan akan ada evaluasi jika menang ada penurunan pemilih.
"Tentu saja kami akan melakukan evaluasi, kalau memang ada penurunan tingkat partisipasi. Apakah memang disebabkan karena program-program kami yang kurang baik di masyarakat, atau memang ada kondisi tertentu ya," tuturnya.
Dia menyampaikan, kalau di daerah lain juga mengalami penurunan jumlah partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 ini.