Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menag: Jadikan Peringatan Isra Mikraj Persiapan Sambut Ramadan

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 31 Januari 2025 |11:41 WIB
Menag: Jadikan Peringatan Isra Mikraj Persiapan Sambut Ramadan
Menag Nasaruddin: Jadikan Peringatan Isra Mikraj Persiapan Sambut Ramadan
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan peringatan Isra’ Mikraj tingkat kenegaraan di Gedung HM Rasjidi Kementerian Agama Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Isra Mikraj sebagai persiapan menyambut Ramadan.

Menurutnya, Isra’ Mikraj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membawa pesan tentang perintah salat. Peristiwa Isra’ Mikraj penting dijadikan sebagai pangkalan pendaratan untuk menjemput Ramadan.

“Mari memaknai Isra’ Mikraj sebagai momentum agar kita bisa lebih dekat dan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah Ta’ala. Terlebih sebentar lagi umat muslim akan memasuki bulan Suci Ramadan,” kata Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, dikutip, Jumat (31/1/2025).

Menag juga berharap peristiwa Isra’ Mikraj makin meningkatkan keimanan umat Islam dan menguatkan kedekatan mereka terhadap ajaran agamanya.

"Kami meyakini, semakin dekat umat itu kepada ajaran agamanya maka semakin berkualitas bangsa dan anak manusianya," imbuhnya.

"Dan semakin berjarak antara umat dengan ajarannya, maka di situ patologi sosial akan bermunculan. Mudah-mudahan Isra’ Mikraj ini akan lebih melengketkan ajaran agama dengan para pemeluknya,”lanjutnya.

Sementara itu, Ilham Akbar Habibie, yang berkesempatan memberikan tausyiyah memaparkan secercah pelajaran dan pembuktian kekuasaan Allah Ta’ala pada peristiwa Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang terimplementasikan pada konsep relasi antara keimanan dan pengetahuan yakni Imtaq dan Iptek.

“Relasi Imtaq dan Iptek menjadi elemen fundamental dalam membangun spiritualitas individu dan peradaban manusia,” ujar Ilham Akbar Habibie.

 

Lebih lanjut dia mengatakan, relasi Imtaq dan Iptek terimplementasikan dalam perintah peristiwa Isra’ dan Mikraj.

“Seperti, ibadah shalat 5 waktu yang dijalankan setiap hari sebagai estapet aktivitas jasmani dan rohani melahirkan secercah energi Ilahi yang berdampak signifikan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan peradaban,” tuturnya.

Ilham Akbar Habibie menyampaikan bahwa pengalaman seseorang dalam menjalankan ibadah shalat bersifat unik. Meskipun gerakan dan bacaan shalat seragam, pemaknaan setiap individu terhadap ibadah ini berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang, pemahaman, dan tujuan yang dimiliki masing-masing orang.

“Ada yang memandang shalat sebagai kewajiban semata untuk menghindari neraka, sementara yang lain melaksanakannya demi membangun citra diri,” kata Ilham Akbar Habibie.

Dia berharap, ketika shalat dilaksanakan secara baik dan khusu’ tentu memiliki peran penting dalam membangun peradaban sebuah negara di masa akan datang.

“Jika kita ingin menatap optimisme tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045, maka lihatlah kualitas shalat generasi muda Indonesia di masa kini. Mari kita semua berbenah diri mempersiapkan generasi mendatang dengan asupan Imtaq dan Iptek,” tandasnya.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement