JAKARTA - Kementerian Kebudayaan RI menggelar pentas musik Tribute to Legend bertajuk “Harmoni Zaman 60-an” yang digelar di Rarampa Resto, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi ajang apresiasi dan silaturahmi bagi para musisi legendaris Indonesia yang telah mewarnai industri musik sejak era 1960-an.
Sejumlah nama besar yang tak asing lagi di telinga pencinta musik Indonesia, hadir dan mendapat apresiasi khusus dari Menteri kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, di antaranya Titiek Hamzah, Tetty Kadi, Yok Koeswoyo, Ernie Djohan, Titiek Sandhora, dan Muchsin Alatas.
Nama-nama tersebut merupakan simbol kejayaan musik tanah air di masa lampau dan memiliki kontribusi besar dalam membentuk identitas budaya bangsa melalui karya-karyanya.
“Kita menyelenggarakan Harmoni Zaman 60-an ini sebagai bentuk apresiasi untuk para legendaris tahun 60-an yang tentu saja sangat berkontribusi dalam perjalanan musik Indonesia. Sebagai bagian dari aset nasional, para legendaris musik tersebut mempunyai kontribusi yang besar dalam perjalanan pemajuan kebudayaan kita,” ujar Menbud Fadli Zon dalam sambutannya.
Lebih dari sekadar perayaan musik, Harmoni Zaman 60-an juga menjadi momentum penting untuk mempertemukan kembali para musisi legendaris dalam suasana kekeluargaan, serta memperkenalkan jejak sejarah musik Indonesia kepada generasi muda.
Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan merayakan warisan budaya bangsa.
“Musik juga menyatukan keberagaman, perbedaan-perbedaan, dan orang mempunyai respons yang juga unik terhadap musik yang ada apalagi di tahun-tahun itu menjadi hiburan yang sangat penting,” kata Menbud Fadli Zon.
Acara ini diselenggarakan atas inisiasi Asosiasi Mahasvara Nusantara dan didukung oleh PT Pertamina (Persero). Bentuk apresiasi yang diberikan ini menjadi wujud nyata penghormatan negara dan dunia usaha terhadap dedikasi para seniman yang telah menginspirasi generasi demi generasi. Menbud Fadli Zon secara khusus menyampaikan apresiasinya atas terjalinnya kolaborasi penyelenggaraan acara tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih, apresiasi kepada Asosiasi Mahasvara Nusantara dan juga khususnya kepada PT Pertamina yang menyelenggarakan agenda Harmoni Zaman 60-an ini dalam bentuk kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas sehingga kita bisa menyelenggarakannya mungkin bisa lebih rutin,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra pada laporannya menyebutkan Tribute to Legend ini akan berlanjut sebagai program setidaknya tiga kali dalam tahun 2025 sebagai upaya membangun ekosistem musik. Hal ini ditegaskan pula oleh Menbud Fadli Zon.
“Kalau sekarang ini kita mulai dari Harmoni Zaman 60-an, bulan depan kita mulai dengan tahun 1970-an, lanjut era 1980-an, karena di kedua era tersebut juga masih banyak musisi yang cukup aktif,” ucapnya.
Harmoni Zaman 60-an dihadiri oleh para penyanyi senior Titiek Hamzah, Tetty Kadi, Dimitri Koeswoyo, Ernie Djohan, Titiek Sandhora, Muchsin Alatas; Musisi Gilang Ramadhan, Dwiki Dharmawan, dan Frankie Raden; dan Seniman Jarwo Kuwat.
Turut hadir Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifuddin, Anggota DPD RI Alfiansyah ‘Komeng’, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Sekretaris Jenderal Kebudayaan Bambang Wibawarta, Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan Fryda Lucyana, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, serta Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan.
Dihadiri pula oleh Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Media dan Komunikasi Publik Muhammad Asrian Mirza, Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Annisa Rengganis, dan jajaran Kementerian Kebudayaan.
Menutup sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan harapan agar acara tersebut menjadi jembatan antar generasi, karenanya perlu ada pendokumentasian melalui perekaman.
“Dan kita berharap juga acara Harmony Zaman sebagai penyambung, sebagai bridge atau jembatan antar-generasi. Walaupun sekarang banyak kanal seperti Youtube, namun kita harapkan dapat ikut berkontribusi untuk mengapresiasi,” tuturnya.
Melalui “Harmoni Zaman”, Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh kalangan, baik masyarakat umum, pelaku seni, maupun generasi muda untuk mengenal dan mengapresiasi para musisi legendaris yang telah meletakkan fondasi kuat bagi kemajuan musik Indonesia.
Harmoni Zaman akan terus diselenggarakan dan menampilkan lebih banyak lagi musisi-musisi legendaris Indonesia. Karena karya besar tak lekang oleh waktu dan legenda tetap hidup di setiap waktu.
(Agustina Wulandari )