Menbud juga menekankan pentingnya pelestarian budaya sebagai kekuatan nasional. “Kita mungkin belum menjadi kekuatan besar dalam ekonomi, politik, atau militer, tapi secara budaya kita adalah adikuasa. Kekayaan budaya kita adalah megadiversity yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Ini adalah national treasure yang tidak bisa diklaim bangsa lain,” ucapnya.
Selanjutnya, ia turut menyampaikan bahwa kebudayaan adalah soft power yang tak kalah penting dari kekuatan fisik dan merupakan kekuatan yang membentuk peradaban serta memperkuat diplomasi bangsa di kancah global.
Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan bahwa kebudayaan merupakan comparative advantage yang tak tergantikan.
“Budaya tidak bisa dimanufaktur atau diklaim oleh bangsa lain. Karena itu, Jawa Timur berkomitmen menjadikan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Apa yang kita lakukan malam ini di Tengger adalah pengukuhan ekosistem budaya yang hidup dan berkarakter,” ujarnya.
Resepsi Yadnya Kasada merupakan bagian dari rangkaian upacara adat Yadnya Kasada, sebuah tradisi sakral masyarakat Tengger yang digelar setiap tahun pada malam ke-14 hingga puncaknya pada hari ke-15 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa Tengger.
Dalam perayaan ini, masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai ungkapan syukur dan penghormatan kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Resepsi ini menjadi momen penting untuk mengangkat kembali nilai-nilai spiritual, kebersamaan, dan penghargaan terhadap harmoni antara manusia dan alam.