JAKARTA – Islam menjadi kelompok agama dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan agama lainnya di seluruh dunia selama periode 2010 hingga 2020, menurut perkiraan Lembaga think tank Amerika Serikat (AS) Pew Research Center. Selama satu dekade tersebut, jumlah Muslik di seluruh dunia meningkat sebesar 347 juta orang.
Menurut perkiraan yang dirilis pada Senin, (9/6/2025), kelompok yang tidak berifiliasi dengan agama apa pun atau atheis mencatat partumbuhan terbesar kedua. Sementara itu Kristen mengalami pertambahan 122 juta pengikut, yang sebenarnya menunjukkan penurunan relatif dibandingkan dengan pangsa populasi dunia, karena pertumbuhan pengikut itu gagal pertumbuhan populasi global.
Pertumbuhan Islam yang cepat mencerminkan pergeseran demografis yang signifikan yang mengubah lanskap keagamaan global. Ini menjadi perhatian karena pengaruhnya terhadap migrasi, hubungan internasional, dan dinamika sosial baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Para ahli menemukan bahwa angka kelahiran yang lebih tinggi dan usia rata-rata yang lebih muda di antara Muslim mendorong sebagian besar lonjakan ini, membantu mempersempit kesenjangan antara Muslim dan Kristen di seluruh dunia.
Dilansir Newsweek, data Pew Research Center pada kurun waktu tersebut menunjukkan jumlah umat Muslim di seluruh dunia mencapai sekira 2 miliar, karena proporsi penduduk dunia yang beragama Islam meningkat dari 23,9 persen menjadi 25,6 persen.
Pada saat yang sama, jumlah pemeluk Kristen di populasi global turun dari 30,6 persen menjadi 28,8 persen.
Setelah Islam, peningkatan terbesar dicatat oleh mereka yang tidak berafiliasi dengan agama tertentu, yang mengalami peningkatan total sebanyak 300 juta menjadi 1,9 miliar, yang mewakili 24,2 persen dari populasi global. Ini merupakan peningkatan sebesar 0,9 persen dalam jumlah mereka di populasi global.
Dari agama-agama yang disurvei, hanya agama Buddha yang jumlah penganutnya secara global turun secara absolut, sebanyak 19 juta, menjadi 324 juta orang.
Pew menganalisis data dari lebih dari 2.700 sumber yang mencakup sensus nasional, survei demografi, dan register populasi. Studi tersebut mencakup 201 negara atau wilayah, yang mencakup hampir seluruh populasi dunia.
Studi tersebut menemukan bahwa angka kelahiran adalah penyebab utama pertumbuhan populasi Muslim. Sementara itu jumlah orang yang pindah agama ke Islam secara kasar diimbangi oleh jumlah orang yang meninggalkan agama tersebut.
Rata-rata, wanita Muslim memiliki 2,9 anak dalam hidup mereka dari 2015 hingga 2020, dibandingkan dengan 2,2 anak untuk wanita non-Muslim.
Peran konversi agama dapat diabaikan dalam pertumbuhan populasi Muslim, dengan sekira 1 persen dari mereka yang dibesarkan sebagai Muslim meninggalkan agama tersebut, diimbangi dengan jumlah yang sama yang bergabung dengan Islam. Pertumbuhan tersebut hampir seluruhnya berasal dari tren demografi alami.
Usia rata-rata Muslim pada 2020 adalah 24 tahun, yang sembilan tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim, yang menunjukkan bahwa pangsa Muslim dalam populasi global akan terus meningkat.
Pada 2020, populasi Muslim terbesar berada di kawasan Asia-Pasifik sebanyak 1,2 miliar penganut, dengan populasi yang lebih kecil tetapi tumbuh dengan cepat di Timur Tengah-Afrika Utara (414 juta) dan Afrika sub-Sahara (369 juta). Negara-negara dengan Muslim terbanyak termasuk Indonesia, Pakistan, India, dan Bangladesh. Islam menjadi mayoritas di 53 negara atau wilayah di seluruh dunia.
(Rahman Asmardika)