Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tiga Penyebab Iron Dome Israel Bisa Ditembus Rudal Iran, Nomor 1 Serangan Massal

Dilla Nur Fadhilah , Jurnalis-Selasa, 17 Juni 2025 |19:06 WIB
Tiga Penyebab Iron Dome Israel Bisa Ditembus Rudal Iran, Nomor 1 Serangan Massal
Tiga Penyebab Iron Dome Israel Bisa Ditembus Rudal Iran, Nomor 1 Serangan Massal (Foto : X/@warmonitors)
A
A
A

SISTEM pertahanan udara Israel, Iron Dome, selama ini dikenal sebagai salah satu teknologi intersepsi rudal paling andal di dunia. Namun, efektivitasnya mulai dipertanyakan menyusul keberhasilan sejumlah rudal Iran menembus pertahanan tersebut dan menghantam wilayah Tel Aviv, termasuk area strategis seperti Distrik Kirya yang menjadi markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) serta kantor Kementerian Pertahanan.

Serangan ini terjadi sebagai respons Iran atas tindakan militer Israel di sejumlah kawasan Iran beberapa waktu sebelumnya. Dalam aksi balasan tersebut, Iran meluncurkan serangan besar-besaran yang diklaim sebagai bentuk “hukuman” terhadap Tel Aviv.

Beberapa rudal dilaporkan menghantam target penting seperti pangkalan militer dan infrastruktur vital lainnya. Kejadian ini pun memicu pertanyaan: bagaimana mungkin sistem pertahanan sekelas Iron Dome dapat ditembus? Ternyata ini penyebabnya.

1. Taktik Serangan Massal Lumpuhkan Pertahanan

Iran tidak sekadar meluncurkan satu atau dua rudal, melainkan menyerang dalam jumlah besar secara bersamaan. Berdasarkan laporan dari Associated Press dan The Guardian, lebih dari 270 rudal dan drone dilepaskan serentak ke sejumlah wilayah di Israel.
Sistem Iron Dome, yang pada dasarnya dirancang untuk menghadapi rudal jarak pendek secara selektif, tidak dirancang untuk menangani serangan skala besar seperti ini. Sistem ini memiliki batas dalam jumlah target yang bisa dihadapi pada waktu bersamaan. Ketika jumlah proyektil yang masuk melebihi kapasitas radar dan peluncurnya, sistem akan mengalami kelebihan beban dan tak semua rudal bisa dicegat.

Selain itu, Iron Dome sangat bergantung pada rudal pencegat Tamir, yang harganya mencapai USD 40.000 hingga USD 50.000 per unit. Dalam situasi serangan yang berlangsung intens dan terus-menerus, persediaan interseptor dapat menipis, membuat sistem kewalahan menghadapi ratusan rudal dan drone dalam waktu yang singkat. Taktik inilah yang digunakan oleh Iran, Houthi, dan bahkan Hamas dalam menggempur wilayah Israel.

 

2. Iran Menggunakan Rudal dengan Teknologi MaRV dan Hipersonik

Iran tak hanya mengandalkan rudal konvensional, tetapi juga menggunakan rudal balistik berpemandu seperti Haj Qassem dan Qassem Bassir yang dilengkapi teknologi MaRV, memungkinkan manuver tajam di akhir lintasan. Rudal hipersonik Fattah-1 juga diduga digunakan, melaju hingga Mach 13–15. Kecepatan tinggi dan kemampuan manuver ini membuat sistem Iron Dome kesulitan mendeteksi dan mencegat, karena waktu respons sangat terbatas.

3. Iron Dome Tidak Dirancang Untuk Menghadapi Rudal Balistik Jarak Menengah

Iron Dome sejatinya tidak dibuat untuk menangkal rudal balistik atau misil jarak menengah. Sistem ini lebih efektif terhadap ancaman roket jarak pendek seperti Qassam atau Katyusha. Rudal seperti Haj Qassem yang mampu menjangkau hingga 1.200 km berada di luar jangkauan operasional Iron Dome. 

Untuk menghadapi rudal jarak menengah, Israel biasanya mengandalkan sistem lain seperti David’s Sling, Arrow 2, Arrow 3, hingga sistem THAAD milik AS. Namun, sistem-sistem ini kemungkinan belum aktif sepenuhnya atau terlalu lambat merespons serangan mendadak dari Iran.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement