Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Asal Usul Pararaton Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit

Avirista Midaada , Jurnalis-Kamis, 26 Juni 2025 |06:01 WIB
Asal Usul Pararaton Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit
Ilustrasi Kerajaan Majapahit (Foto: Wikipedia)
A
A
A

KAKAWIN Pararaton sering menjadi referensi sejarah mendeskripsikan kehidupan Kerajaan Majapahit dan beberapa kerajaan lain di Pulau Jawa. Sama halnya dengan Kakawin Nagarakretagama, Pararaton memang sifatnya melengkapi deskripsi sejarah yang tidak tertulis pada Nagarakretagama.

Nagarakretagama konon hanya mengisahkan peristiwa sampai tahun 1365 saja. Sehingga untuk mengetahui bagaimana nasib Kerajaan Majapahit selanjutnya, mau tidak mau harus mengandalkan Pararaton dalam mendeskripsikan kehidupan Kerajaan Majapahit.

Konon Pararaton itu dikategorikan sekunder karena ditulis sesudah peristiwa berlalu. Sebab itu, penggunaan Pararaton sebagai rujukan sejarah perlu dicocokkan terlebih dahulu dengan sumber-sumber primer yang sudah ditemukan.

 

Kakawin Pararaton diteliti dan diterjemahkan oleh J.L.A Brandes pada bukunya. Ia seorang ahli aksara dan bahasa kuno yang ditugaskan Pemerintah Hindia Belanda untuk menyelidiki sejarah Jawa Kuno, sebagaimana dinukil dari "Pararaton : Biografi Para Raja Singhasari - Majapahit".

Itulah sebabnya ia banyak membaca dan menerjemahkan berbagai prasasti beserta naskah-naskah kuno, antara lain Pararaton yang ia temukan di antara koleksi Lembaga Bataviaasch Genootschap (cikal-bakal Museum Nasional). Beberapa naskah Pararaton yang jadi objek penelitian Brandes di antaranya Keropak nomor 377 yang berisi 17 lempir, dengan panjang lontar 52 sentimeter.

 

Kemudian, Keropak nomor 550 yang berisi 47 lempir, dengan panjang lontar 47 sentimeter. Pada kolofon tercantum angka tahun Śaka 1535, hari Sanaiścara Pahing, wuku Warigadyan, hari kedua paro-gelap, bulan kedua, yang bertepatan dengan hari Sabtu, 3 Agustus 1613 Masehi.

Terakhir, ada Keropak nomor 600 yang berisi 58 lempir, dengan panjang lontar 50 sentimeter, masing-masing terdapat tiga baris tulisan. Pada kolofon tercantum angka tahun Šaka 1522 atau 1600 Masehi. Penelitian J.L.A. Brandes terhadap Pararaton selesai pada 1893. 

Kemudian, pada 1894 ia ikut serta dalam ekspedisi militer menaklukkan Raja Lombok yang bersemayam di Puri Cakranagara. Di puri itulah ia menemukan lontar kakawin Nagarakretagama, yang ternyata memuat banyak informasi tentang era kejayaan Majapahit dan silsilah Dinasti Rājasa. Tetapi Brandes merasa tidak mungkin merombak hasil penelitiannya terhadap Pararaton yang sudah siap terbit.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement