Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Selamat HUT Ke-80 RI, Kilas Balik Mengenang Detik-Detik Proklamasi

Arief Setyadi , Jurnalis-Minggu, 17 Agustus 2025 |04:16 WIB
Selamat HUT Ke-80 RI, Kilas Balik Mengenang Detik-Detik Proklamasi
Soekarno didampingi Hatta saat membacakan teks proklamasi (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Pada hari ini, Minggu 17 Agustus 2025, Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-80 (HUT ke-80 RI). Semarak kemerdekaan menggema dari setiap pelosok Tanah Air.

Jauh sebelum hari ini, ada pengorbanan darah para pejuang. Mereka rela berkorban nyawa untuk memerdekakan Bumi Pertiwi dari jajahan bangsa asing.

Bom atom Amerika Serikat (AS) ke Kota Hirosima, Jepang pada 6 Agustus 1945 menjadi pemantik yang menjatuhkan semangat para tentara Jepang. Pada 9 Agustus, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang akhirnya membuat Jepang menyerah kepada AS dan sekutunya.

Momentum itu dimanfaatkan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang kemudian berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Mereka bergerak cepat agar bisa segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan M Hatta sebagai pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat, mantan Ketua BPUPKI berangkat ke Dalat, Vietnam, kemudian mendapat kabar jika Jepang di ambang kekalahan kepada sekutu dan akan menyerahkan kemerdekaan kepada Indonesia.

Namun, Jepang menginginkan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945. Sutan Sjahrir pun mendesak Soekarno agar segera memproklamirkan kemerdekaan karena pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.

Singkat cerita, pada 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pukul 10.00 WIB di kantor Jalan Pejambon No.2 untuk membahas persiapan proklamasi kemerdekaan. Namun, terjadi gejolak para pemuda dari beberapa golongan yang akhirnya rapat PPKI tidak digelar lantaran ketidakhadiran Soekarno-Hatta.

Soekarno-Hatta ternyata dibawa para pemuda pejuang ke Renggasdengklok pada 16 Agustus dini hari. Keduanya diyakinkan bahwa Jepang telah menyerah dan jangan terpengaruh dengan Negeri Matahari Terbit itu. Mereka didesak untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.

Golongan muda dan golongan tua melakukan perundingan, dan menyetujui proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta. Soekarno-Hatta akhirnya dijemput dari Rengasdengklok untuk kembali ke Jakarta.

Laksamana Muda Tadashi Maeda menawarkan rumahnya yang sekarang menjadi Museum Perumusan Teks Proklamasi sebagai tempat rapat PPKI pada 16 Agustus malam. Di rumah inilah, detik detik momen bersejarah itu terukir.

Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebarjo menyusun teks proklamasi. Meski, konsep proklamasi ditulis sendiri oleh Soekarno. Sedangkan, B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro berada di ruang depan.

Penulisan teks proklamasi dilakukan di ruang makan Laksamana Maeda. Perundingan antara golongan tua dan muda dalam menyusun teks itu berlangsung dari pukul dua hingga empat dini hari.

Hingga akhirnya konsep proklamasi disepakati, Sukarni mengusulkan agar Soekarno-Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Sementara Sayuti Melik menyalin sekaligus mengetik naskah proklamasi menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Teks proklamasi pun akan dibacakan di Lapangan Ikada, namun karena alasan keamanan dipindahkan ke Pegangsaan Timur 56 (rumah yang diambil alih Jepang untuk Soekarno). Pagi itu, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Soekarno membacakan teks Proklamasi. Kemudian, dikibarkan sang saka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati (istri Soekarno). Setelah bendera berkibar, semuanya menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Naskah Proklamasi

Proklamasi Klad merupakan naskah asli proklamasi tulisan tangan Soekarno sebagai pencatat, dan hasil gubahan Hatta dan Achmad Soebardjo, dikutip wikipedia. Adapun perumus proklamasi kemerdekaan Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, M Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Berikut bunyinya:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Sementara teks naskah proklamasi yang telah mengalami perubahan atau dikenal naskah "Proklamasi Otentik", merupakan hasil ketikan Sayuti Melik, tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Berikut bunyinya:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Tahun pada kedua teks naskah proklamasi tersebut tertulis angka tahun 05 yang merupakan kependekan dari angka tahun 2605, sebab tahun penanggalan yang digunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu, sehingga sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu tahun 2605.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement