NAGEKEO – Partai Perindo atau dikenal sebagai Partai Kita bergerak cepat membantu korban banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Melalui kolaborasi antara DPD Partai Perindo Nagekeo dan Fraksi Partai Perindo di DPRD Kabupaten Nagekeo, sejumlah bantuan darurat disalurkan ke Posko Umum Kantor Camat Mauponggo.
Legislator Partai Perindo, Kosmas Lawa Bagho, menyebut bantuan yang diberikan berupa beras, mie instan, telur, air mineral, hingga uang tunai. Penyaluran dilakukan bersama Ketua Fraksi Partai Perindo di DPRD Nagekeo, Lukas Mbulang; Ketua DPD Partai Perindo Nagekeo, Hence Parera; Sekretaris Nong Bebi; serta jajaran pengurus.
“Bantuan ini kami harapkan bisa meringankan beban para korban yang terdampak banjir bandang,” ujar Kosmas, Kamis (18/9/2025).
Tak hanya fokus pada bantuan darurat, Kosmas menekankan perlunya pemerintah menyiapkan langkah jangka menengah untuk mengantisipasi dampak lanjutan bencana, termasuk kerawanan pangan dan kerusakan infrastruktur.
“Kita mendorong perbaikan saluran dan bendungan yang rusak, sawah yang tersapu banjir, infrastruktur jalan, jaringan air bersih dan listrik. Juga pendataan rumah, harta benda, serta hewan ternak yang hilang,” tambahnya.
Sekretaris Komisi II DPRD Nagekeo ini berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat mendukung langkah yang telah dilakukan pemerintah kabupaten, sehingga penanganan bencana tidak hanya tahap darurat, tapi berkelanjutan.
Kosmas juga memberikan dukungan moril bagi korban yang kehilangan sanak keluarga akibat banjir bandang. “Berat memang duka yang dialami secara tiba-tiba. Tapi sebagai orang beriman, kita percaya ada hikmah yang Tuhan berikan di balik musibah ini. Kehidupan harus terus berjalan, meski tidak mudah,” ungkapnya.
Selain bantuan fisik, pendampingan spiritual dan psikologis bagi para korban juga menjadi perhatian. “Kita doakan yang terbaik bagi korban jiwa dan keluarga yang ditinggalkan. Tuhan menyertai mereka yang sedang berduka,” tutur Magister Manajemen lulusan Universitas Negeri Magelang ini.
Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Mauponggo pada 8 September lalu tidak hanya merusak permukiman dan infrastruktur, tetapi juga memakan korban jiwa. BNPB melaporkan enam orang meninggal dunia, tiga hilang, lima luka berat, dan sepuluh luka ringan. Sebanyak 37 kepala keluarga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka rusak berat.
Kerusakan meluas ke sektor pertanian dan infrastruktur publik: 66 bidang lahan sawah dan kebun rusak, 16 ruas jalan terputus, enam jembatan dan lima titik irigasi hancur, serta jaringan listrik dan air bersih lumpuh.
(Awaludin)