JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menyatakan keprihatinannya terhadap insiden keracunan yang dialami anak-anak setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia pun meminta pemerintah untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG.
Ia menyebut, maraknya kasus keracunan makanan ini bertentangan dengan tujuan MBG, yakni untuk menyehatkan anak-anak dengan meningkatkan kualitas gizi generasi bangsa. HNW pun mengingatkan bahwa konstitusi memerintahkan negara untuk melindungi anak-anak.
"Namun disayangkan sekali, ribuan anak justru menjadi korban keracunan akibat mengonsumsi makanan MBG yang sebagiannya bermasalah," kata HNW dalam keterangannya yang dikutip Kamis (25/9/2025).
Kendati demikian, HNW mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan MBG. Hal ini ditujukan untuk memastikan masa depan generasi Z maupun Alpha, yang merupakan generasi penerus bangsa.
"Maka pemerintah melalui BGN sebagai penyelenggara MBG, perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh, dan memastikan bahwa pelaksanaan MBG di semua daerah berjalan dengan benar, aman, sehat, bergizi, halal, dan akuntabel," terang HNW.
"Agar berhentilah kasus keracunan itu, dan sukseslah program MBG sebagaimana diprogramkan semula,” tambahnya.
Anggota DPR RI Fraksi PKS ini menegaskan, UUD NRI 1945 Pasal 28B ayat (2), maupun Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, jelas mengamanatkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh kembang, serta perlindungan dari segala bentuk ancaman yang membahayakan kesehatan maupun keselamatan mereka.
HNW pun menilai, maraknya kasus keracunan anak sekolah tidak sesuai dengan semangat pemenuhan hak asasi anak, dan berpotensi besar menggagalkan program MBG. Untuk itu, ia menilai, pelaksanaan MBG harus segera dikoreksi dan diperbaiki.
Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga September 2025 telah terjadi 6.452 kasus keracunan anak setelah menerima MBG. Bahkan, Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan kasus keracunan MBG sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Jika kondisi ini dibiarkan, bukan hanya merugikan anak-anak dan orang tua, tetapi juga bisa meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG, bahkan menggagalkan realisasi salah satu program besar Astacita Presiden Prabowo. Semestinya, program positif seperti MBG bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
“Agar tak ada lagi anak-anak yang jadi korban keracunan setelah mengonsumsi MBG, dan agar sukseslah program MBG yang bertujuan baik ini, saya mendukung aspirasi agar pemerintah mengevaluasi program MBG secara komprehensif dan transparan," pungkasnya.
(Fetra Hariandja)