Ia menyatakan dukungannya kepada para penerbit serta pegiat sastra, sekaligus mengajak semua pihak memperkuat kolaborasi lintas sektor, khususnya para pemangku kepentingan untuk mendorong karya-karya Indonesia hadir dan diapresiasi oleh masyarakat internasional.
"Kita juga perlu mendukung para penulis muda, penulis-penulis baru, untuk tumbuh, mengangkat budaya kita, dan menyebarkan cerita-cerita kita. Dengan demikian, literasi kita akan menjadi bagian penting dalam pembangunan nasional, pembangunan karakter bangsa, serta menjadi fondasi bagi identitas bangsa kita," ucap Fadli.
Sesi penandatangan MoU pertama dimulai antara Gramedia Pustaka Utama (GPU) bersama penerbit PTS Malaysia untuk buku Welcoming Feeling dan Blooming Gracefully karya Rara Nur Mega.
Selanjutnya, GPU bekerja sama dengan Legacy of Heart dari Malaysia untuk buku Tak Ada Asu Diantara Kita karya Joko Pinurbo. Kemudian, GPU berkolaborasi dengan Bibliopress Malaysia untuk buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya Dr. Andreas Kurniawan.
Sesi penandatangan kedua dilakukan oleh penerbit Mekar Cipta Lestari (MCL) bersama penerbit Prapansan dari Thailand untuk buku Damba, Lara, dan Cinta karya Stefano Romano. Setelahnya, sesi penandatanganan yang diikuti oleh penerbit Bentang Pustaka dengan Prapansan Thailand untuk buku Bukan Perawan Maria karya Feby Indirano.