PARIS - Prancis dan Inggris, berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS), sedang berupaya menyelesaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dalam beberapa hari mendatang, yang akan meletakkan dasar bagi pasukan internasional di masa mendatang di Gaza.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Pascal Confavreux, mengatakan pasukan semacam itu membutuhkan mandat PBB untuk memberikan dasar yang kuat dalam hukum internasional dan mempermudah proses mendapatkan kontribusi potensial dari negara-negara.
"Prancis bekerja sama erat dengan mitra-mitranya dalam pembentukan misi internasional semacam itu, yang harus diformalkan melalui adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB," ujarnya, melansir Reuters, Jumat (17/10/2025).
"Diskusi, terutama dengan Amerika dan Inggris, sedang berlangsung untuk mengusulkan resolusi ini dalam beberapa hari mendatang."
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang berbicara dengan banyak negara yang tertarik untuk berkontribusi pada pasukan tersebut, kata seorang pejabat Gedung Putih pada hari Kamis.
"Kami juga sedang berdiskusi tentang potensi resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendukung upaya ini," katanya.
Paris menyelenggarakan pembicaraan dengan kekuatan Eropa dan Arab lainnya pada 10 Oktober untuk merumuskan gagasan bagi transisi pascaperang Gaza. Ini termasuk bagaimana pasukan internasional dapat dibentuk.
Para diplomat mengatakan pasukan stabilisasi tersebut tidak akan menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB formal yang dibiayai oleh badan dunia tersebut.
Sebaliknya, resolusi Dewan Keamanan dapat mencerminkan tindakan yang diambil oleh badan yang beranggotakan 15 negara tersebut untuk mendukung pengerahan pasukan internasional guna memerangi geng-geng bersenjata di Haiti.
Resolusi tersebut menjabarkan dan memberi wewenang kepada misi dan negara-negara yang berkontribusi pada pasukan tersebut untuk "mengambil semua tindakan yang diperlukan" – kode untuk penggunaan kekuatan – dalam rangka melaksanakan mandat tersebut.
"Pasukan stabilisasi akan membutuhkan waktu," ujar Perdana Menteri Inggris Keir Starmer kepada parlemen pada hari Selasa.
"Kerangka acuan masih disusun. Ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pembentukan pasukan tersebut, atau saya harap akan ada, tetapi kerangka acuan yang lebih luas belum disepakati."
(Erha Aprili Ramadhoni)