Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hadapi Era AI, Angela Tanoesoedibjo: Media Harus Cepat Beradaptasi

Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Kamis, 23 Oktober 2025 |00:47 WIB
Hadapi Era AI, Angela Tanoesoedibjo: Media Harus Cepat Beradaptasi
CEO iNews Media Group Angela Tanoesoedibjo (Foto: Aldhi Chandra/Okezone)
A
A
A

JAKARTA — Perubahan besar akibat disrupsi teknologi menuntut industri media bergerak lebih cepat. Transformasi digital kini menjadi keharusan agar media tetap relevan dan kompetitif. 

Adaptasi menjadi kunci menghadapi gelombang kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) yang mengubah cara informasi diproduksi dan dikonsumsi publik.

CEO iNews Media Group Angela Tanoesoedibjo menegaskan, dunia digital tak memberi ruang bagi yang lambat beradaptasi. “Kecepatan menyesuaikan diri menjadi faktor utama agar media bertahan. Kita harus adaptif, talent kita updating,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 bertajuk Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

Angela menjelaskan, iNews Media Group telah melakukan restrukturisasi besar untuk memperkuat fondasi digital. Komposisi organisasi kini seimbang 50:50 antara broadcast dan digital. 

Pendekatan baru ini menekankan konsep one content, multi-platform, dan multi-format agar produksi lebih efisien dan terarah. Langkah tersebut disertai integrasi vertikal antar-brand untuk memperluas jangkauan audiens. 

“Kita melakukan vertical integration,” ujarnya. 

Setiap konten kini bisa diadaptasi ke berbagai platform dengan karakter dan format berbeda. Tujuannya, memberikan pengalaman beragam bagi penonton di ekosistem digital.

Angela menambahkan, iNews Media Group terus memperluas kolaborasi dengan berbagai mitra strategis seperti e-commerce, YouTube, dan TikTok. “Kolaborasi dengan e-commerce sudah berjalan,” katanya. 

Melalui program live shopping dan konten interaktif, iNews Media Group menciptakan nilai tambah bagi penonton sekaligus memperkuat monetisasi digital.

Sementara itu, Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika menilai, disrupsi teknologi telah mengubah ruang redaksi media secara signifikan. “Banyak teman-teman di redaksi menggunakan AI,” ujarnya. 

Teknologi ini meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi berita, namun juga membawa risiko hilangnya kontrol redaksi terhadap konten. Menurut Wahyu, media yang gagal beradaptasi akan kehilangan relevansi di mata publik dan pengiklan.

“Kalau media tidak lagi punya reach, itu akhir dari media seperti yang kita kenal,” tegasnya. 

Disrupsi membawa peluang sekaligus ancaman bagi keberlangsungan industri. Karena itu, adaptasi cepat menjadi syarat utama untuk bertahan di era AI.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement