Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sidang MKD, Kriminolog: Penjarahan 30 Agustus Sudah Ditargetkan!

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Senin, 03 November 2025 |15:34 WIB
Sidang MKD, Kriminolog: Penjarahan 30 Agustus Sudah Ditargetkan!
Kriminolog: Penjarahan 30 Agustus Sudah Ditargetkan!
A
A
A

JAKARTA - Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menghadirkan sejumlah ahli dalam lanjutan agenda keterangan saksi dan pendapat ahli, Senin (3/11/2025). Salah satu ahli yang dimintai keterangan adalah Kriminolog Adrianus Eliasta Meliala Sembiring.

Dalam keterangannya, Adrianus, menyoroti perilaku hoaks yang bukan hanya mencederai demokrasi, tetapi juga dapat memicu konflik sosial dan kesalahpahaman publik terhadap lembaga negara. Oleh karena itu, dia menegaskan pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku penyebar hoaks.

“Saya setuju hukum dipergunakan secara tegas, tanpa pandang bulu. Bahwa ada pembuat hoaks yang dimaafkan, bisa dimediasikan, itu bagus juga tetapi mungkin akan memberi satu sinyal yang salah bagi banyak orang bahwa, ‘oh its okay ya membuat hoaks’, atau ‘oh its okay ya menyakiti orang’, itu yang saya kira perlu dipertimbangkan,” ujar Adrianus Eliasta dalam persidangan MKD DPR RI.

Saat ditanya Hakim MKD, Rano Alfath, terkait provokasi tragedi penjarahan, Adrianus menyebut adanya targeted looting yang turut dikemas melalui media sosial.

“Ada 10 rumah tapi hanya rumah-rumah tertentu yang dijarah. Ini yang menunjukkan adanya targeted looting, penjarahan yang memang ditargetkan, bukan spontan,”ujarnya.

 “Yang kedua, sebagai akademik, saya melihat dari video yang beredar (di-edit) seakan-akan ada hubungan langsung dengan penjarahan,” sambungnya.

 

Dia kemudian menjelaskan faktor yang memengaruhi dan juga efek yang ditimbulkan setelahnya, memberikan sinyal kepada orang-orang untuk melakukan hal serupa, yaitu penjarahan dan pembakaran.

“Dari video-video itu lalu memengaruhi putusan orang, untuk kemudian melakukan tindakan penjarahan. Dan ditambah adanya triggering, pencetus, ajakan-ajakan untuk kumpul di sini, bakar Monas, serang Mabes Polri,” tuturnya.

Pernyataan ini memperkuat pandangan sejumlah ahli sebelumnya, bahwa gelombang kemarahan publik terhadap DPR Agustus lalu tidak sepenuhnya murni, melainkan dipicu oleh penggiringan opini dan konten hoaks yang masif di media sosial.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement