Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Reboisasi, Strategi Pemulihan Ekosistem dan Ketahanan di Pesisir

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Sabtu, 08 November 2025 |10:42 WIB
Mengenal Reboisasi, Strategi Pemulihan Ekosistem dan Ketahanan di Pesisir
Reboisasi memegang peran strategis dalam mitigasi perubahan iklim. (Foto: Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Reboisasi merupakan proses penanaman kembali pohon pada kawasan yang sebelumnya berhutan namun mengalami kerusakan atau konversi sehingga fungsi hutan perlu dipulihkan. Tujuan reboisasi meliputi pemulihan fungsi ekosistem, mitigasi perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Menurut DLH Indonesia, reboisasi bukan sekadar menanam pohon lagi di tanah yang gundul, melainkan sebuah usaha kolektif yang merangkul aspek ekologis, sosial, dan ekonomis untuk mengembalikan fungsi lahan yang rusak menjadi penyokong kehidupan yang produktif dan berkelanjutan, sehingga dampaknya terasa dari hulu hingga hilir.

Dari menahan air hujan dan mencegah longsor sampai memperbaiki kualitas udara yang kita hirup setiap hari, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan dan ketahanan pangan komunitas lokal.

Di samping itu, reboisasi juga memegang peran strategis dalam mitigasi perubahan iklim karena pohon menyerap karbon yang ada di atmosfer, memperlambat laju pemanasan global, sekaligus menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati yang seringkali menjadi korban deforestasi dan konversi lahan, sehingga program reboisasi yang baik harus dirancang berbasis ekologi, sosial, dan ekonomi agar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan alam.

Karena itu, memahami manfaat dan pelaksanaan reboisasi menjadi penting agar setiap inisiatif tidak sekadar memenuhi target jumlah pohon, tetapi benar-benar memulihkan fungsi hutan, memperkuat ketahanan air dan tanah, mendukung mata pencaharian lokal, serta memberi kontribusi signifikan terhadap upaya konservasi dan adaptasi iklim.

Manfaat Reboisasi untuk Lingkungan dan Manusia

1. Menyimpan dan mengurangi karbon

Reboisasi membantu menangkap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa serta tanah, sehingga menjadi strategi penting untuk mitigasi perubahan iklim yang diakui banyak studi dan inisiatif restorasi. Efektivitasnya bergantung pada jenis pohon, kondisi tanah, dan tata kelola jangka panjang.

2. Mengurangi erosi dan memperbaiki kualitas tanah

Akar pohon menahan partikel tanah, mengurangi aliran permukaan yang dapat mencuci lapisan subur, dan daun yang gugur memperkaya bahan organik tanah sehingga memulihkan kesuburan yang mendukung keanekaragaman tanaman berikutnya.

3. Menjaga dan meningkatkan ketersediaan air

Hutan yang direstorasi memperlambat aliran air hujan, meningkatkan infiltrasi ke tanah, membantu mengisi ulang air tanah, dan mengurangi risiko banjir serta kekeringan.

4. Memulihkan habitat dan keanekaragaman hayati

Penanaman yang mempertimbangkan spesies lokal menciptakan koridor habitat dan lingkungan yang lebih baik bagi satwa, membantu menjaga spesies yang rentan punah serta memulihkan fungsi ekosistem seperti penyerbukan dan pengendalian hama alami.

5. Meningkatkan kualitas udara lokal

Pohon menyaring polutan partikulat dan gas berbahaya, menghasilkan oksigen, dan menurunkan suhu permukaan di area perkotaan dan pinggiran, sehingga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

6. Mendukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat

Reboisasi terencana bisa menghadirkan pekerjaan, sumber bahan baku berkelanjutan (hasil hutan non-kayu), peluang ekowisata, serta penguatan kedaulatan pangan bila dikombinasikan agroforestry.

7. Menjaga garis pantai dan mencegah hilangnya daratan (khususnya mangrove)

Reboisasi mangrove memberikan manfaat proteksi pantai yang besar terhadap abrasi, badai, dan intrusi air laut, sehingga penting bagi wilayah pesisir.

8. Meningkatkan ketahanan lanskap terhadap bencana alam

Lanskap yang sehat lebih tahan terhadap bencana hidrometeorologis karena fungsi pengaturan aliran air, penahanan tanah, dan rekayasa ekosistem alami.

Cara Pelaksanaan Reboisasi yang Efektif

1. Survei dan desain lokasi

Analisis kondisi tanah, iklim mikro, dan flora-fauna lokal untuk menentukan spesies yang tepat dan teknik restorasi yang sesuai, termasuk zonasi untuk agroforestri, kawasan inti konservasi, dan area penyangga masyarakat.

2. Pemilihan dan penyediaan bibit berkualitas

Memprioritaskan spesies asli lokal (native) agar restorasi lebih selaras dengan ekosistem setempat dan mengurangi risiko invasif, serta memastikan bibit tahan penyakit dan adaptif terhadap kondisi lokasi.

3. Keterlibatan masyarakat lokal

Mengikutsertakan komunitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan pasca-penanaman agar ada rasa kepemilikan dan manfaat ekonomi langsung, sehingga keberlanjutan program lebih terjamin.

4. Monitoring dan perawatan jangka panjang

Menetapkan indikator keberhasilan (misal tingkat kelangsungan hidup bibit, pertumbuhan biomassa, pemulihan fauna) dan mekanisme pemeliharaan (penyiangan, perlindungan dari ternak, pengairan awal) untuk memastikan penanaman benar-benar berhasil.

5. Pendanaan dan kebijakan pendukung

Mengkombinasikan skema pembiayaan publik, swasta, dan partisipasi masyarakat serta dukungan kebijakan (insentif, perlindungan lahan) agar program tidak berhenti setelah fase penanaman awal.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement