JAKARTA — Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah resmi memiliki Presiden Rohis Indonesia, yaitu Muhamad Ridanara Adiyatma. Delegasi dari Jawa Tengah ini terpilih melalui mekanisme e-voting dalam Kongres Rohis Nasional I 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, 12-15 November 2025.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya dibangun dari kecerdasan, tetapi juga keluhuran akhlak dan kerendahan hati.
“Banyak yang pintar, tetapi tidak semua bisa memimpin dengan hati. Ilmu adalah bekal, tetapi akhlak adalah kompas,” ujar Nasaruddin, Senin (17/11/2025).
Nasaruddin menekankan, bahwa pemimpin muda harus menguasai ilmu, menjaga integritas, dan senantiasa memelihara kerendahan hati sebagai pondasi kepemimpinan yang amanah.
Oleh karena itu, dia mengajak pelajar membiasakan disiplin, refleksi diri, dan keteladanan sebagai karakter pemimpin masa depan. Pemerintah memastikan kemudahan akses pendidikan bagi semua peserta kongres.
"Saya mengapresiasi kalian semua, semua yang hadir di sini, kami akan memberikan kesempatan untuk masuk ke UIN tanpa tes, bahkan Insya Allah juga kita usahakan beasiswa,"ujarnya.
Nasaruddin mengungkapkan, jalur beasiswa luar negeri dibuka untuk negara-negara seperti Mesir, Maroko, Arab Saudi, hingga sejumlah universitas di Eropa.
Serta peserta dengan hafalan Alquran dan rekam jejak pembinaan Rohis akan mendapat prioritas khusus.
“Tidak boleh ada anak Rohis yang tertinggal karena soal biaya. Negara hadir,” tutup Menag Nasaruddin.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno mengukuhkan Pengurus Rohis Nasional periode 2025–2027 melalui pembacaan naskah resmi dan penyerahan simbol organisasi.
Ia menyampaikan pesan yang menjadi sorotan kongres: pelajar tidak perlu menunggu untuk menjadi pemimpin.“Subbanul yaum rijalul al-an. Anda bukan pemimpin masa depan. Anda pemimpin hari ini,” tegasnya.
Menurutnya, dinamika sosial menuntut pelajar untuk berani mengambil peran strategis sejak dini, baik di sekolah, komunitas Rohis, maupun ruang digital. Proses pemilihan Presiden Rohis dianggap sebagai miniatur pelatihan kepemimpinan nyata yang melatih komunikasi, jejaring, pengambilan keputusan, serta kemampuan merumuskan visi.
Kemenag menegaskan bahwa Kongres Rohis Nasional I adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan pemimpin menuju Indonesia Emas 2045. Pembinaan pelajar kini diarahkan agar tidak terjebak dalam dikotomi antara sekolah umum dan madrasah, melainkan berdiri sebagai satu ekosistem pembentukan karakter bangsa.
“Kongres ini bukan sekadar pertemuan. Ini adalah pijakan penting lahirnya generasi muslim yang cerdas, moderat, adaptif, dan siap memimpin perubahan,”pungkasnya.
Kongres yang mempertemukan ratusan peserta muslim yang tergabung dalam organisasi Rohis dari seluruh provinsi ini menandai keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem kepemimpinan pelajar yang modern, inklusif, dan berintegritas. Dari total 306 peserta, 34 ketua Rohis provinsi tercatat sebagai pemilik suara sah, sekaligus menentukan masa depan kepemimpinan Rohis nasional.
Dengan terpilihnya Presiden Rohis Indonesia pertama, babak baru pembinaan pelajar muslim resmi dimulai. Sebuah langkah bersejarah yang tidak hanya memperkuat organisasi Rohis di sekolah, tetapi juga mengokohkan komitmen negara dalam menyiapkan pemimpin masa depan yang berilmu, berakhlak, dan berwawasan luas.
(Fahmi Firdaus )