DEPOK - Mahalnya biaya pendidikan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang mencapai belasan juta, membuat sejumlah orangtua eksodus dan memburu SMA Negeri di Depok.
Salah satu contoh kasus ini, terjadi di SMAN 3 Sukmajaya Depok. Ratusan orangtua bersama anaknya yang tak mampu bersekolah di RSBI meski sudah lolos seleksi, membuang kesempatan tersebut dan lebih memilih ikut dalam jurnal pendaftaran siswa baru (PSB) di SMA Negeri.
"Nilai surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) anak saya 39. Anak saya sudah masuk SMAN 1 Depok. Tapi biaya pendidikannya sampai Rp17 juta. Uang darimana saya. Karena itu saya daftarkan anak saya ke SMAN 3 Depok," kata ibu yang tidak mau disebutkan namanya itu di SMAN 3 Depok, Kamis (2/7/2009).
Sementara itu, Ketua Panitia PSBÂ SMAN 3 Depok Saroji Jahja mensinyalir ada calon siswa RSBI yang mendaftar ke SMAN 3 Depok, sehingga pendaftar jurnal membludak. "Dalam juklaknya tidak melarang ada calon siswa RSBI yang pindah ke sekolah regular. Namun untuk mengetahui apakah calon itu dari SMAN 1 dan SMAN 2 Depok saya tidak tahu. Orangtua siswa itu kan bisa cabut berkasnya dari dua SMA tersebut," tutur Saroji.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Etty Suryahati menjelaskan, mahalnya biaya pendidikan RSBI itu berdasarkan kesepakatan antara orangtua siswa, pihak sekolah, dan Departemen Pendidikan Nasional.
"Disdik Depok tidak ikut campur soal biaya RSBI. Disdik juga tidak mengeluarkan standar besaran biaya. Besarnya biaya itu sesuai dengan pertemuan di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Kalau ada permasalahan seperti itu kami akan mengkomunikasikan ke Disdik Provinsi Jawa Barat," papar Etty.
(Lusi Catur Mahgriefie)