Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perjuangan Ibu Menjadi Tukang Tambal Ban

Gin Gin Tigin Ginulur , Jurnalis-Selasa, 22 Desember 2009 |10:11 WIB
Perjuangan Ibu Menjadi Tukang Tambal Ban
Foto: Gin Gin Tigin Ginulur (okezone)
A
A
A

HERSITA Septuni (24), duduk di depan sebuah sepeda motor GL Pro, Minggu (20/12/2009) sore. Dia kemudian memeriksa ban depan sepeda motor yang terlihat gembos itu.
Tak berselang lama, wanita kelahiran Bandung itu membawa sebuah alat pencongkel. Lantas, dengan gesit kedua tangan kurusnya bekerja membuka ban luar sepeda motor dan menambal bagian ban dalam.
 
Bagi ibu satu anak yang akrab disapa Sita itu, membuka ban sepeda motor bukanlah perkara sulit. Sejak satu tahun lalu, Sita memang sudah menjalankan usaha tambal ban di Jalan Cidurian Utara, Kampung Sukabakti, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dia sengaja membantu pekerjaan Hendrik (25), suaminya yang memiliki bengkel motor.
 
“Saya memang sengaja membantu pekerjaan suami. Kalau suami saya sehari-hari usahanya bengkel motor. Kalau saya bantu tambal ban saja. Tapi sekali-sekali saya juga suka bantu suami ngebenerin motor yang mogok,” kata Sita kepada okezone.
 
Dalam sehari, Sita mengaku biasa menambal enam ban sepeda motor. Satu kali menambal lubang pada ban, kata dia, dihargai Rp5.000. Menurut Sita, pekerjaan tersebut dia lakukan dengan ikhlas, sekadar membantu penghasilan suami.
 
“Saya ikhlas mengerjakan semua ini. Tidak ada paksaan dari siapa pun, karena saya menyukainya. Dari dulu saya memang dikenal tomboi. Makanya, lebih memilih pekerjaan jadi tukang tambal ban, dibandingkan pekerjaan wanita,” tandas Sita.
 
Sita menambahkan, keahlian dalam menambal ban diperolehnya dari belajar secara manual. Sebelumnya, Sita mengaku sering melihat saudaranya melakukan pekerjaan tersebut. Kemudian, setelah menikah, Sita pun belajar dari suaminya.
 
“Ya saya belajar sendiri. Awalnya memang susah dan berat. Tapi lama-lama saya sudah terbiasa. Rata-rata, saya menyelesaikan tambal ban antara 10 sampai 15 menit. Tapi tergantung jumlah lubangnya juga. Kalau banyak, ya bisa lama,” kata ibu dari Clara (5) ini.
 
Lebih jauh Sita berharap bisa membuka usaha bengkel sendiri, bukan hanya tambal ban. “Saya ingin punya bengkel motor sendiri, bukan hanya usaha tambal ban. Mudah-mudahan saja, dari modal yang kecil ini, saya dan suami saya bisa membuka bengkel di tempat yang lebih luas,” harap Sita.
 
Sita pun berpesan kepada kaum perempuan, khususnya ibu-ibu untuk tidak malu melakukan pekerjaan yang mungkin dinilai tidak wajar, sepanjang usaha yang digelutinya wajar.
 
“Ya, kita tidak perlu malu melakukan pekerjaan ini, sepanjang apa yang kita lakukan halal. Yang penting kan usaha mencari uang untuk membantu suami,” pungkas Sita.
Selamat memperingati Hari Ibu se-dunia.

(TB Ardi Januar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement