MAKASSAR - Peringatan Hari Perempuan Internasional ke-100 di Makassar, Sulawesi Selatan, diwarnai dengan aksi unjuk rasa yang digelar puluhan aktivis.
Puluhan orang dari beberapa elemen turun ke jalan menyerukan penghentian praktik penjualan manusia atau human trafficking, terutama kaum perempuan, ke luar negeri.
Massa dari berbagai elemen yang menamakan diri Barisan Perempuan Indonesia berunjuk rasa di fly over, Jalan Urip Sumohardjo, sambil membagikan brosur kepada pengguna jalan.
Mereka menuntut kesetaraan hak dan kewajiban antara laki-laki dengan perempuan.
Koordinator lapangan aksi, Bunga Rosi, dalam orasinya mengatakan telah terjadi eksploitasi berlebihan terhadap perempuan. Eksploitasi itu terjadi di berbagai bidang, baik ranah publik maupun domestik. Menurutnya, hal itu terjadi karena negara gagal melindungi perempuan untuk memahami dan memenuhi hak-haknya.
“Perempuan sering menjadi sasaran kekerasan fisik, psikologi, dan seksual. Itu harus dihentikan, Presiden SBY sebagai pemimpin negara harus mengakomodir permintaan itu. SBY gagal menyejahterakan kaum perempuan,” seru Bunga, Selasa (8/3/2011).
Demonstran juga membawa baner bertuliskan Stop Trafficking TKW di Luar Negeri, Stop Eksploitasi Buruh, dan Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Unjuk rasa berjalan damai hingga selesai Selasa siang. Beberapa polisi mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi. Unjuk rasa sempat membuat arus lalu lintas terganggu.
Selain unjuk di fly over, aksi memperingati Hari Perempuan Internasional juga digelar di Mal Ratu Indah oleh Koalisi Perempuan Indonesia Sulsel, Solidaritas Perempuan Anging Mamiri Sulsel, Forum Pemerhati Masalah Perempuan (FPMP). Mereka menggalang dana untuk pemberdayaan perempuan. (ton)
(Hariyanto Kurniawan)