Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sapi Mati Lagi, Serangan Antraks di Sragen Meluas

Roso Prajoko , Jurnalis-Senin, 23 Mei 2011 |13:54 WIB
Sapi Mati Lagi, Serangan Antraks di Sragen Meluas
Ilustrasi suasana pasar sapi. (Foto: Koran SI)
A
A
A

SRAGEN- Serangan antraks nampaknya mulai meluas di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kali ini sapi milik warga di Desa Sambiduwur, Kecamatan Tanon, mati mendadak.

Ciri-cirinya sama, yakni bangkai sapi menjulurkan lidah dan berbusa. Dari duburnya juga keluar darah.

Sapi milik Marwanto diketahui mati ketika akan diberi makan dan dimandikan pada Senin pagi tadi.

Kematian ini membuat pemilik dan warga khawatir hingga akhirnya melanjutkan informasi ini ke petugas Dinas Kesehatan Hewan Pemerintah Kabupaten Sragen.

“Saya kaget ketika akan saya mandikan sapi tersebut sudah meninggal,” ungkap Marwanto, Senin (23/5/2011).

Untuk mencegah penyebaran bakteri, petugas langsung mengambil sampel untuk dibawa ke Balai Besar Veteriner di Yogyakarta.

Sebelumnya, petugas sudah menetapkan kasus antraks di Kecamatan Tanon sebagai kejadian luar biasa (KLB) setelah seorang warga tewas. Selain Tenon, di Kecamatan Miri, ada 11 warga mengalami luka koreng dan saat ini masih dalam penanganan Dinkes setempat.

Menurut staf Dinas Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Sragen, Agustoto, petugas masih meneliti sapi yang mati di Tanon. Meski demikian belum ada hasil laboratorium yang memastikan penyebab kematian adalah bakteri antraks.

“Hari ini juga petugas telah mengirimkan sampel potongan kulit telinga dan darah ke Balai Besar Veteriner di Yogyakarta,” sambung Agustoto di lokasi.

Untuk mencegah penularan ke manusia, posko kesehatan telah didirikan di desa setempat untuk memantau perkembangan kesehatan warga. Selain itu, petugas juga mengobati ternak sapi dan kambing dengan memberi vitamin dan antibiotik.

(Anton Suhartono)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement