JAKARTA - SIKIB (solidaritas istri kabinet bersatu) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional menyelenggarakan penghargaan pada guru daerah khusus (Gurdasus). Program Gurdasus ini terbentuk sejak Kabinet Indonesia Bersatu terbentuk.
Perhatian isteri-isteri kabinet kepada guru tak hanya dilakukan saat ini saja tapi sudah sejak tahun 1972 melalui Ria Pembangunan, yaitu isteri-isteri Kabinet pada zaman Soeharto dengan Istilah Guru daerah terpencil, (Gurdacil). Gurdasus ini hanya pergantian namanya saja.
"Jadi program ini dilanjutkan dengan kami, programnya namanya Gurdasus, yang memberi apresiasi untuk guru-guru yang berdedikasi secara nasional," ujar Liza Mustafa Abubakar, Ketua Panitia Gurdasus, di Jakarta, Kamis (4/8/2011).
Adapun kriteria yang ditujukan kepada guru-guru yang memperoleh penghargaan Gurdasus ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Namun untuk penetapan siapa-siapa yang mendapatkan penghargaan, SIKIB tak mengetahuinya.
"Kriterianya seperti apa, itu murni dari kemendiknas," terangnya.
Ada 99 guru yang akan mendapatkan apresiasi, 33 orang dari guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan 66 orang dari Guru Sekolah Dasar (SD). Para guru itu nantinya akan didatangkan ke Jakarta. Selain itu para guru tersebut akan diberikan batuan berupa Laptop, uang dalam bentuk tabungan di BRI sebesar 7,5 Juta, buku dan alat-alat sekolah. Dengan rangkaian acara dari tanggal 12 hingga 15 Agustus nanti.
"Nanti tanggal 13 akan bertemu dengan ibu negara, Ibu Ani Yudhoyono, untuk silaturahmi," katanya.
Selanjutnya, usai diberikan apresiasi dan bertemu langsung dengan Ibu Negara, para Gurdasus ini akan terus dimonitoring.
"Kita gak berhenti sampai situ, nanti kita monitoring, kita punya tim monitoring sendiri," kata Laily Nuh, isteri Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan Nasional.
Tak hanya untuk gurunya di daerah khusus, SIKIB juga memperhatikan sekolah-sekolah di daerah khusus tadi Juga kebetuhan sekolah bagi para murid-murid yang berada di daerah khusus tersebut. Soal dana, SIKIB mengaku mendapatkan dana dari hasil patungan dan dana CSR yang berbentuk sumbangan kebendaan yang bersifat tidak uang kas.
"Kita urunan, dapet berapa itu yang digunakan untuk program kita. Selain itu kita dapet juga sedikit dari gaji ke -13 Presiden. Terus juga dari CSR, yang bukan berbentuk uang tapi benda atau barang," tuturnya.
Selain Gurdasus, SIKIB ini memiliki banyak program, diantaranya adalah program Indonesia Pintar. Indonesia Pintar ini bertujuan untuk pembudayaan Kegemaran Membaca (PKM) lewat keluarga, satuan didik, dan masyarakat.
Program SIKIB yang lain adalah memiliki berbagai fasilitas seperti Mobil Pintar dan Rumah Pintar. "Untuk di Jakarta ada sekitar 200 titik yang kita punya," jelas Laila.
Selain itu juga, SIKIB ini memiliki tenaga pengajar juga di daerah di luar Indonesia, yaitu Sabah. "Kita punya 150 guru di kebun kelapa sawit di sana untuk mengajar anak-anak Malaysia," katanya.
(Ahmad Dani)