Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Waspada! 283 Orang Kantoran di Jakarta Terjangkit HIV/AIDS

Dwi Afrilianti , Jurnalis-Kamis, 24 November 2011 |12:44 WIB
Waspada! 283 Orang Kantoran di Jakarta Terjangkit HIV/AIDS
rnw.nl
A
A
A

JAKARTA - Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta menyebut, kalangan tenaga non profesional/karyawan menempati urutan tertinggi pengidap HIV/AIDS di DKI Jakarta. Data tersebut berdasarkan Data Seksi Surveilans Epidemiologi HIV dan AIDS Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 2011.

"Hingga Juni, karyawan paling banyak, yakni sejumlah 283 orang (199 HIV dan 84 AIDS)," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta, Rohana Manggala dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/11/2011).

Di posisi tertinggi kedua, lanjut Rohana, ditempati ibu rumah tangga sejumlah 147, disusul kaum wiraswasta sebanyak 139 pengidap HIV/AIDS. Sedangkan jumlah keseluruhan penderita HIV/AIDS DKI pada tahun ini hingga Juni 2011, sebanyak 1184 orang, dengan jumlah kumulatif terhitung dari tahun 1987 sebanyak 9784 kasus.

Ditambahkan Rohana, berdasarkan data terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan RI hingga Juni 2011, secara kumulatif jumlah kasus AIDS berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi pertama, disusul Papua, dan Jawa Barat. Kendati demikian, ditinjau dari tingkat prevalensi kasus per 100 ribu penduduk berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi keempat.

Rohana menekankan kasus HIV/AIDS masih menyerupai fenomena gunung es. Jumlah tersebut baru jumlah penderita yang diketahui karena adanya rekam medis yang dilakukan. Berdasarkan data statistik estimasi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2009, ada 42.880 kasus HIV/AIDS di DKI. Diantaranya, dari pengguna jarum suntik narkoba diestimasi ada 27.852 orang, dan dari pasangan pengguna jarum suntik sebanyak 6.715 orang.

"Tingkat kesadaran melakukan konseling dan tes HIV masih belum optimal meningkat, dari fenomena gunung es, jumlah penderita baru mencair sebanyak 10 persen, padahal target nasional 40-50 persen," paparnya.

Pemicu penularan HIV di DKI Jakarta, kata Rohana, sebagian besar berasal dari pria yang membeli seks, atau yang disebut sebagai High Risk Man (HRM). Dua puluh persen dari mereka adalah pria dewasa yang kemudian memiliki pasangan. Kelompok HRM ini dipetakan lagi menjadi sekira 11 ribu pengguna jarum suntik, dan 61 ribu kelompok Gay, Waria, dan Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki.

"Ini sangat rentan, karena mereka kemudian menikah atau punya pasangan, dan punya anak," tegasnya.

Karena itu, dia menekankan agar masyarakat tetap menerapkan rumus ABC, yakni Abstinence yang berarti menghindari perilaku beresiko, Be Faithful atau setia, dan menggunakan Condom untuk perilaku beresiko. Sementara langkah terakhir yakni D (Drugs) atau pengobatan, adalah langkah yang harus diambil bagi seseorang yang telah positif HIV.

(TB Ardi Januar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement