BEKASI - Madani(45), seorang pekerja perusahaan Noree Indonesia yang berada di Jalan Raya Babelan, Kelurahan Kebalen, Kecematan Babelan, Kabupaten Bekasi, ditemukan tewas mengapung di penampungan limbah tempatnya bekerja. Anehnya, saat ditemukan tidak bernyawa, pihak perusahaan seolah cuek dan mendiamkan korban tanpa sedikit pun melakukan penolongan pertama.
Peristiwa tewasnya Mardani yang diketahui tinggal di Kampung Pisangan RT 10 RW 06, Desa Satria Mekar, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, berawal dari kecurigaan pekerja yang tidak melihat korban sesaat setelah izin melihat pengolahan limbah perusahaan.
Kecurigaan para karyawan akhirnya mengarah ke tempat penampungan limbah dan benar, sepesang sendal korban sudah berada di dalam penampungan limbah yang berkedalaman antara tiga sampai empat meter.
"Kita langsung mengeringkan penampungan limbah dan ternyata dugaan kita tidak meleset, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa di dalam penampungan limbah tersebut," terang Udin, HRD Noree Indonesia, Minggu (22/1/2012).
"Kita langsung berkordinasi dengan pihak kepolisian Polsek Babelan dan melakukan identifikasi dan langsung membawa jenazah korban ke rumah duka," tambah Udin.
Sementara pihak keluarga yang mengetahui korban meninggal nampak sangat kecewa, terlebih pihak perusahaan seperti tak perduli dengan musibah yang menewaskan salah satu anggota keluarganya.
"Saya sangat kecewa dengan perusahaan Noree Indonesia, saat mengetahui keluarga kami meninggal karena jatuh dan tenggelam di dalam penampungan limbah di dalam perusahaan, tanpa sedikit pun ada perhatian, korban sudah dianggap binatang yang tewas tenggelam kemudian diangkat tanpa ada penanganan sama sekali," sesal Roy Aminudin(40), adik korban.
"Terlebih kasus ini tidak hanya dialami kakak saya saja, beberapa waktu lalu sudah dua kali hal yang sama terjadi, namun baru kali ini sampai meregang nyawa dan yang menjadi korban kakak saya sendiri. Saya sebagai pihak keluarga hanya berharap kedepannya pihak perusahaan harus membuat safety untuk karyawan yang melakukan pemantauan di penampungan limbah, dan juga harus memiliki penanganan keselamatan perusahaan, karena saya pikir perusahaan Noree yang hampir puluhan tahun berdiri, tidak menyediakan alat safety dan penanganan keselamatan," pungkas Roy dengan nada kecewa.
(Lamtiur Kristin Natalia Malau)