Jika Soekarwo Gantikan Anas Bisa Jadi Blunder
SURABAYA - Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi menilai masuknya salah satu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) yang juga Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam bursa pengganti Anas Urbaningrum dinilai masih terlalu jauh.
Pasalnya menurut Haryadi, jika PD mengangkat pemimpin baru meskipun jabatan itu hanya sebatas pelaksana tugas saja, maka akan menjadi blunder politik yang akan menimbulkan persoalan besar di tubuh berlambang bintang mercy itu.
“Karena pasti resistensi dari kelompok pendukungnya Anas akan sangat kuat dan akan merepotkan konsolidasi internal di dalam partai Demokrat,” ujar Haryadi saat dihubungi okezone, Selasa (31/1/2012) malam.
Dikatakannya, dalam kasus Anas ini model kepemimpinan yang akan diambil dalam fase transisi mungkin dalam bentuk presidium. Apabila dalam model kepemimpinan presidium sampai dengan 2013 nanti nama Soekarwo masuk didalamnya, maka hal tersebut dianggap tidak terlalu mengherankan.
“Saya membayangkan akan ada beberapa orang yang mempunyai kans masuk dalam presidum itu selain Soekarwo, bisa juga DJoko Suyanto, Andi Mallarangeng, Marzuki Alie, Sarundajang dan mungkin satu figur dari fraksi HMI akan juga masuk," ungkapnya.
"Siapa orangnya saya belum tahu. Komposisi ini akan lebih memudahkan proses transisi menuju tahun 2013 baru akan ditentukan secara definitif siapa yang akan menduduki jabatan sebagai ketua umum partai,” tambahnya.
Dia menambahkan, jika nantinya dalam 2013 mendatang muncul ketua umum PD yang baru, maka bisa jadi akan diproyeksikan menjadi Presiden atau Wakilnya.
Seandainya, jika nanti yang menjadi ketua umum PD pada 2012 adalah Djoko Suyanto, maka PD akan memproyeksikan Djoko Suyanto menjadi presiden untuk 2014. Sedangkan jika yang menjadi ketua umum PD adalah Soekarwo, maka Demokrat memproyeksikan Soekarwo sebagai wakil presiden.
(Rizka Diputra)
