Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gizi Buruk, Berat Juwandro Hanya 8 Kilogram

Dion Umbu Ana Lodu , Jurnalis-Sabtu, 25 Februari 2012 |09:34 WIB
Gizi Buruk, Berat Juwandro Hanya 8 Kilogram
Bocah penderita gizi buruk (Foto: Dion Umbu/Sindotv)
A
A
A

SUMBA- Juwandro Mahendra Umbu Henggu, seorang bocah berusia 3,5 tahun, asal desa Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menderita gizi buruk akut.
Selain itu Juwandro juga mengalami kelainan organ pencernaan sejak dilahirkan.

Sudah belasan hari sudah ia terbaring lemah dan menjalani perawatan intensif di RSUD Umbu Rara Meha, kota Waingapu, Sumba Timur. Kala ditemui, Juwandro yang ditemani  Djera Pai, neneknya serta Jacob Takanjanji, ayahnya, nampak lemas tak bertenaga. Kulit tubuhnya nampak kering dan tubuhnya juga kurus dan hanya berbalut tulang iga yang seolah ingin keluar dari kulitnya yang tipis.

Dituturkan Jacob ayahnya, sejak dirawat belum ada perubahan berarti pada kondisi putera keduanya itu. Sejak dirawat berat badannya hanya delapan kilogram.

“Sebenarnya dokter mau operasi dia untuk membuat anus buatan. Karena sejak lahir dia sangat sulit buang air besar. Tapi karena masih mengamai gizi buruk makanya dokter belum berani operasi,” jelas Jacob, Sabtu (25/2/2012).

Lebih jauh Jacob dengan tatapan menerawang menyatakan sebenarnya anaknya harus menjalani operasi besar, dan harus dilakukan di luar daerah karena RSUD setempat tidak memiliki alat yang lengkap.

“Kalau mau operasi besar tentu biayanya besar. Kami mau dapat dari mana uang. Saya hanya petani kecil. Kasihan anak saya, semoga pemerintah atau ada donatur yang membantu. Jika ada kami sangat mengharapkannya,” imbuh lirih Jacob.

Sementara itu anggota tim dokter, Matius Kitu mengatakan operasi merupakan jalan utama untuk membantu penyembuhan dari Juwandro.

“Juwandro mengalami mega kolon atau penyakit hisprung yakni penyakit yang terjadi karena adanya permasalahan pada persyarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar dan menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalaupun ada sedikit sekali. Rumah sakit disini tidak mampu menaganinya, harus di rumah sakit besar dan lengkap. Kondisi itu diperparah dengan keadaan penderita yang alami gizi buruk,” jelas Matius Kitu, yang juga menjabat Wakil Bupati Sumba Timur itu.

Matius kembali menjelaskan, pemerintah bersedia menanggung perawatan dengan menggunakan jalur Jamkesmas hingga nantinya ditangani di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya.

“Bisa saja didani dengan Jamkesmas atau Jamkesda. Hanya yang menjadi kendalanya adalah biaya untuk kedua orang tuanya jika harus keluar daerah, akomodasi dan makan minum orang tuanya itu yang perlu dipikirkan lagi. Semoga ada donatur yang bisa membantu,” pungkasnya.

(Carolina Christina)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement