Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AJI Yogya Sesalkan Insiden Pelemparan Batu ke Wartawan

Prabowo , Jurnalis-Rabu, 29 Februari 2012 |09:30 WIB
AJI Yogya Sesalkan Insiden Pelemparan Batu ke Wartawan
Massa FPI dan polisi terlibat aksi dorong di PN Yogya (Foto: Prabowo/okezone)
A
A
A

YOGYAKARTA - Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) Yogyakarta melihat ada keteledoran yang dilakukan polisi saat pengamanan dalam sidang ke-dua dengan terdakwa ketua FPI Yogyakarta, Bambang Tedi di PN Kota Yogyakarta, kemarin.

"Saya melihat Kepolisian, baik Polresta Yogya maupun Polda DIY, kurang jeli dan teledor saat pengamanan kemarin. Terlebih, aksi anarkhis kedua massa itu (FPI dan FJI) sebenarnya sudah bisa diduga sebelumnya. Apalagi aksi mereka di wilayah pengadilan, yang notabene wilayah umum untuk masyarakat. Tapi kok ya ada massa lempar-lemparan batu di sana," kata Ketua AJI Yogyakarta, Pito Agustin Rudiana, Rabu (29/2/2012) pagi.

Mestinya, lanjut Pito, polisi dari awal melakukan antisipasi secara ketat. Misal, massa yang masuk pengadilan di screening tidak boleh bawa sajam atau batu, memecah kegerombolan massa yang berpotensi memicu kericuhan, maupun menempatkan personil kepolisian lebih banyak lagi.

Soal pengamanan memang tugas Kepolisian, namun dengan adanya insiden bentrokan massa FPI dan FJI yang berakibat melukai satu orang wartawan stasiun televisi stasta membuat AJI Yogyakarta prihatin.

"Melihat suasana 'panas' kemarin, polisi harusnya langsung tanggap. Karena kedua kubu itu bisa dipastikan bentrok ketika bertemu, lah kok sampai kecolongan begitu," imbuhnya.

Bentrok kedua massa itu terjadi dua kali. Pertama saat kedatangan massa FPI yang berjumlah sekitar 500an orang. Saat bentrokan pertama bisa diredam, meski Kasat Intel Polresta Yogyakarta, Kompol Sigit Haryadi terkena lemparan batu.

Bentrokan kedua terjadi pascasidang selesai. Bentrokan ini melukai wartawan stasiun televisi swasta pada bagian kepala yang terkena lemparan batu.

Entry point-nya, sambung Pito, bukan karena Nur Yanto yang kebetulan wartawan terkena lemparan batu. Tapi lebih pada aksi anarkhisme FPI dan FJI itu. AJI Yogya mengecam tindakan yang sudah mencederai insan pers. Lalu, ada sebagian pewarta menilai Nur Yanto kurang berhati-hati dalam bertugas, Pito menanggapi dengan dingin.

"Soal Ndimon (sapaan keseharian Nur Yanto) yang dianggap kurang berhati-hati saat tugas, saya setuju dia kurang hati2 apalagi massa chaos. Tapi kasus Ndimun bisa terjadi pada sapa saja. Intinya, tolak anarkhisme dan polisi harus tegas bersikap. Apalagi korbannya juga ada dari polisi juga. Mestinya polisi evaluasi saat kejadian pertama itu," urainya.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement