BANDA ACEH - Kecaman dan keprihatinan atas pembantaian Muslim Suku Rohingya terus berlanjut. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh meminta ASEAN mengeluarkan Myanmar dari keanggotaannya jika pemerintah di sana tak bisa menghentikan aksi kekerasan.
Mereka juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan organisasi-organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional turun tangan menekan Pemerintah Junta Militer.
“ASEAN harus mengeluarkan Myanmar sebagai anggota, sebagai negara tidak beradab yang telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida,” kata Ketua Umum KAMMI Aceh, Faisal Qasim, Senin (30/7/2012).
Menurutnya, kekerasan terhadap Muslim Rohingya merupakan upaya pemberangusan etnis dan pelanggaran HAM berat yang bisa mengancam perdamaian dunia. “Dunia harus menyelamatkan Rohingya,” tegasnya.
KAMMI Aceh mendesak Pemerintah Myanmar segera membuka blokade militer, politik, dan ekonomi, terhadap Arakan dan warga Rohingya, serta mengakui status etnis tersebut sebagai bagian dari Myanmar.
Jika Pemerintah Junta Militer tetap bersikeras, KAMMI Aceh menyerukan negara-negara di Asia Tenggara untuk memboikot SEA Games ke-27 sebagai bentuk protes.
Sebagai negara yang memiliki pengaruh kuat di ASEAN, KAMMI Aceh mendesak Pemerintah Indonesia mengambil peran lebih untuk menghentikan kekerasan yang sudah berlangsung puluhan tahun itu.
“Indonesia harus terus berjuang dalam ranah diplomasi regional dan international dalam memperjuangkan kesamaan hak, penghentian kekerasan, dan diskriminasi terhadap warga Rohingya, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945,” tegas Faisal.
(Anton Suhartono)