JAKARTA- Pidato pengunduran diri yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dianggap politikus partai Demokrat Ruhut Sitompul sebagai sebuah bentuk perlawanan yang tidak berarti. Kata Ruhut, langkah Anas itu ibarat semut yang akan diinjak, tapi masih melakukan perlawanan untuk hidup.
"Sudahlah Anas, enggak usah sok gertak sambal. Terima saja dengan legowo, jangan salahkan Pakta integritas," ujar Ruhut Sitompul pada saat dihubungi Okezone (24/2/2013).
Menurut Ruhut, keputusan yang telah dibuat KPK untuk menetapkan Anas menjadi tersangka bukanlah keputusan yang main-main karena sudah melalui berbagai tahap penyelidikan di tingkat tinggi. Kata Ruhut, siapa yang tengah dalam proses penyelidikan penyidik KPK dan masuk dalam daftar sprindik belum pernah ada yang bebas.
Sebagai seorang sahabat, Ruhut juga menyarankan agar Anas tak perlu membela diri dan dan menggertak KPK. "Anas enggak usah sok kata-kata bersayap, enggak usah membela diri,fokus saja terhadap kasus," saran Ruhut.
Ruhut menambahkan, ketidakhadiran Ruhut dan kawan-kawan dari Partai Demokrat dalam pidato pengunduran diri Anas, karena Anas dianggap merusak citra partai. “Gara-gara kawan, partai kami hampir karam," ujar dia.
Walaupun begitu, Ruhut mengaku sempat menangis karena keputusan KPK tentang penetapan status tersangka pada Anas. Dia sedih karena sarannya agar Anas legowo mundur dari Partai tak dihiraukan. “Apalagi ditambah pernyataan Anas yang mengatakan kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas, tak bisa kubayangkan kawanku itu," tutup Ruhut.
(Stefanus Yugo Hindarto)