SOLO - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Dalam aksi itu, para mahasiswa ini menyampaikan deadline terakhir pada Presiden Joko Widodo. Bila hingga 19 Mei, Presiden Jokowi tak bisa merealisasikan empat tuntutan mereka diantaranya, pemberantasan korupsi, mengembalikan subsidi bahan bakar minyak (BBM), nasionalisasi aset negara serta stabilitas politik dari berbagai intervensi, maka para mahasiswa ini pun siap mengepung Jakarta pada 21 Mei nanti untuk menjemput Presiden Jokowi pulang kembali ke Kota Solo.
"Ini tidak hanya para mahasiswa Solo saja yang ingin berdialog langsung dengan Presiden. Tapi mahasiswa seluruh Indonesia pun ingin bisa berdialog langsung. Kalau sampai 19 Mei nanti tidak ditanggapi,maka kita siap mengepung Jakarta," papar Gilang Garendi, Menko Eskternal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS,di sela aksi demo, Jumat (15/5/2015).

Menurut Gilang, aksi penjemputan terhadap Presiden Jokowi, bukan untuk mempermalukan Presiden sebagai simbol negara, namun mereka hanya ingin berdialog langsung dengan Presiden. Salah satunya mempertanyakan situasi Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi - JK yang tidak menunjukan adanya perubahaan signifikan.
Termasuk tidak adanya langkah tegas dari pemerintah dalam upaya menasionalisasi aset negara. Justru sebaliknya, harga sembako yang naik, serta tak adanya komitmen dari keduannya untuk pemberantasan korupsi.