JAKARTA – Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan relawannya sebagai calon duta besar (dubes) dinilai terlalu beresiko terhadap hubungan internasional Indonesia. Oleh karena itu, sikap politik balas budi pria asal Solo itu dinilai berlebihan.
"Ini sangat berbahaya dalam konteks kenegaraan, khususnya dalam hubungan internasional. Dalam konteks tradisi dalam mengisi jabatan publik, itu sangat membahayakan," ujar Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Katholik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, hubungan luar negeri Indonesia ke depannya akan menjadi hal yang penting dan strategis. Bahkan, tantangan kian berat khususnya setelah Indonesia menerapkan kebijakan hukuman mati bagi pengedar narkoba.
"Dengan asal tunjuk calon dubes, posisi Indonesia dalam hubungan internasional juga menjadi pertaruhan," tandasnya.