Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Israel Panggil Dubes dari 11 Negara Terkait Resolusi DK PBB

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 26 Desember 2016 |06:11 WIB
Israel Panggil Dubes dari 11 Negara Terkait Resolusi DK PBB
PM Israel Benyamin Netanyahu. (Foto: Reuters)
A
A
A

TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel terkait keputusan abstain yang diambil Gedung Putih pada voting resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menuntut dihentikannya pembangunan pemukiman Yahudi pekan lalu. Juru bicara Pemerintah Israel belum memberikan detail mengenai kapan pertemuan anatar Netanyahu dan Dubes AS Daniel Shapiro akan terjadi.

Resolusi yang menuntut penghentian pembangunan pemukiman Yahudi itu disahkan oleh 15 negara anggota DK PBB setelah AS memutuskan untuk abstain dan tidak melakukan veto terhadap resolusi tersebut. Sikap ini berlawanan dengan pendekatan diplomatik untuk melindungi Israel yang sejak lama dijalankan AS.

Kemarahan Netanyahu terhadap sikap AS dalam resolusi tersebut ditunjukkan secara jelas melalui serangkaian pidato dan komentar sejak disahkannya resolusi. Ketua Partai Likud itu bahkan menuduh Presiden AS Barack Obama telah berkonspirasi dengan Palestina untuk mendorong diadopsinya resolusi itu di depan rapat kabinet Israel.

Diwartakan Reuters, Senin (26/12/2016), dari 14 negara yang menyetujui pengadopsian resolusi pemukiman Yahudi, 10 di antaranya memiliki kedutaan di Israel. Negara-negara itu adalah: Inggris, China, Rusia, Mesir, Jepang, Uruguay, Spanyol, Ukraina dan Selandia Baru. Dubes dari 10 negara tersebut telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Israel untuk menerima teguran.

“Selama beberapa dekade Administrasi AS dan Pemerintah Israel berbeda pendapat mengenai masalah pemukiman, tapi kami setuju bahwa DK PBB bukanlah tempat untuk menyelesaikan isu ini,” kata Netanyahu.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement