PURWOKERTO - Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) Cabang Banyumas menegaskan berbeda dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). GAI mengklaim memiliki perbedaan yang tegas dengan JAI.
Â
"GAI dan JAI sangat berbeda, mulai dari prinsip, visi dan misinya," kata Ketua Majelis Amanah Organisasi GAI Banyumas Rakoen Ahmadi Gusa Sasama, Senin (28/4/2008).
Â
Perbedaan prinsip itu, kata dia, adalah pengakuan atas Nabi Muhammad SAW. "GAI mengaku Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Sedangkan JAI atau yang disebut Ahmadiyah Qadiyan mengakui masih ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW," ungkapnya.
Dia menambahkan, GAI bukanlah usaha membentuk ajaran baru atau kelompok yang tersesat lainnya. Rakoen menjelaskan, GAI tetap menempatkan diri sebagai bagian bangsa Indonesia sesuai keputusan konggres ke-3 GAI pada 9 Mei 1947 yang digelar di Purwokerto, Jateng. "GAI selalu setia dan mendukung sikap pemerintah," imbuhnya.
Â
Sementara itu, anggota Majelis Amanah Organisasi GAI Banyumas M Sardiman menambahkan, hingga saat ini anggotaan GAI di Banyumas sekitar 500 orang. "GAI bukanlah organisasi yang merekrut banyak anggota, tetapi GAI sebagai siar agama ke masyarakat," jelasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)