YOGYAKARTA - Keberadaan peneliti dan akademisi dari perguruan tinggi sebagai tim ahli penasihat kebijakan strategis pemerintah, mestinya bisa memberikan masukan kepada pemerintah secara lebih optimal. Hanya saja, seringkali hasil penelitian tidak bisa berkembang lantaran terganjal beragam persoalan teknis terkait prioritas dan kebijakan pemerintah.
"Peneliti dan akademisi kalah dengan politisi di lingkar pertama RI-1, kita sudah mencoba jalur-jalur khusus untuk memberikan masukan. Soal teknologi, memang jadi kewenangan Menristek, akademisi dan peneliti bisa beri masukan terkait isu strategis," kata Prof Dr Chairil Anwar, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM saat penyampaian Launching Capaian Internasional FMIPA UGM di Yogyakarta, Rabu (20/10/2010) kemarin.
Di dalam acara gong penutup rangkaian kegiatan Dies ke-55 FMIPA UGM, Chairil menjelaskan perhatian pada bidang politik penting, namun perlu diingatkan untuk tidak melupakan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh anak bangsa, melalui sejumlah penelitian di perguruan tinggi tanah air. Sementara berdasar kemajuan yang dicapai selama 55 tahun telah banyak capaian internasional yang telah diraih FMIPA UGM.
Diungkapkannya bahwa sejak kelahirannya pada awal tahun 1960an FMIPA UGM sesungguhnya sudah bercorak internasional. Melalui proyek MUCIA (kerjasama pemerintah RI dengan AS) dosen-dosen FMIPA dikirim ke berbagai universitas di Amerika.
"Gedung FMIPA Selatan (Milan), Perpustakaan Pusat dan gedung-gedung sejenis merupakan buah dari proyek tersebut. Salah satu hasil dari proyek ini menjadi modal awal reaktor yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Reaktor Kartini yang ada di BATAN, Babarsari, Yogyakarta," paparnya.
Hubungan internasional semacam inipun terus berlanjut, melalui Proyek NUFFIC Belanda di tahun 1970-an hasil kerjasama Pemerintah RI dan Belanda membuahkan bantuan tenaga ahli dan peralatan. Dari proyek ini melahirkan beberapa doktor dan meningkatkan kualitas sarana laboratorium Fisika dan Kimia. "Pada periode ini banyak staf FMIPA yang dikirim ke Prancis dengan beasiswa dari Pemerintah Prancis dan meluluskan beberapa doktor," katanya.
Sementara itu, akibat kedekatan pribadi pernah pula terjalin kerja sama internasional dengan Jerman (Geofisika terutama untuk riset gunung berapi Indonesia) dan Austria (Matematika dan Kimia). Kerja sama yang berlangsung pada awal tahun 1990 ini, selain melahirkan beberapa Doktor Kimia juga menghasilkan Pusat Kimia Komputasi Indonesia Austria yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
"Begitu pula dengan Jurusan Matematika, kerja sama ini melahirkan beberapa doktor dan hingga kini jalinan ini tetap berlangsung," tambahnya.
Pada tahun 1990, tutur Chairil, beberapa staf pengajar FMIPA UGM mendapatkan beasiswa studi untuk beberapa negara seperti Inggris, Belanda, Jerman, Australia, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Sementara pada tahun 2000 Jurusan Kimia menjalin Program Dual Degree dengan TU Carolo-Wilhelmina Braunschweig, Jerman. Kerjasama ini menghasilkan lulusan program S2.
Selain itu FMIPA UGM mendapat akreditasi ISO 9001-2000 dan telah diperbaharui menjadi ISO 9001-2008. Disamping itu bersama Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi, Jurusan Kimia FMIPA UGM pada tahun 2009 mendapatkan akreditasi Internasional AUN (ASEAN University Network).
"Sejatinya internasionalisasi adalah adanya mobilitas staf dan mahasiswa ke berbagai kawasan di dunia untuk melakukan kegiatan akademik, penelitian, publikasi dan pengabdian pada masyarakat. Saat ini kita memiliki 20 mahasiswa asing yang sedang kuliah program S1 dan S3 di FMIPA UGM. Kondisi seperti inilah yang akan terus dipertahankan dan ditingkatkan kedepannya," tuturnya.
Dalam kesempatan ini masing-masing jurusan di Fakultas MIPA UGM mendapat kesempatan menyampaikan berbagai kemajuan yang telah diraih. Mewakili Jurusan Fisika Dr. Ing Ari Setiawan, M.Si, Jurusan Kimia Prof. Drs. Mudasir, M.Eng, Ph.D dan Dr. Nuryono, M.S, Jurusan Matematika Dr. Danardono, M.P.H dan Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc.,Ph.D serta Laboratorium Citra Fisika sekaligus penyelenggara acara Dr. Gede Bayu Suparta.
Salah satu kerja sama internasional menarik datang dari Jurusan Matematika. Kerja sama yang cukup menonjol ini bertema "Project Indonesia Facility Finance and Risk".
Menurut keterangan Danardono, kerja sama ini melibatkan tiga pihak Technical University of Delft The Netherland, UGM, dan ABFI Institute Perbanas. "Kerja sama yang dirintis Dr. Gunardi dan Prof. Dr. Hans Weide (TU Delft) ini memiliki tujuan jangka panjang terbentuknya "Center of Finance and Risk".
Kata Danardono dengan Center of Finance and Risk, Jurusan Matematika diharapkan menjadi pusat penelitian dalam bidang keuangan dan risiko yang belum pernah ada di Indonesia. Melalui kerja sama ini telah berlangsung serangkaian workshop dan saat ini dilakukan kunjungan penelitian oleh enam staf Jurusan Matematika FMIPA UGM. "Problem ekonomi dunia saat ini lebih terkait pada prediksi, nampaknya model matematika untuk finance telah menjadi tren, sementara permasalahan matematika sebagai alat ukur finance masih sangat sedikit sekali," ungkapnya.
Prof Mudasir, Ketua Jurusan Teknik Kimia FMIPA UGM menyatakan guna mencapai prestasi dunia, pilihan yang terbaik bagi perguruan tinggi di tanah air adalah dengan mengangkat penelitian terkait dengan natural product dan resources atau sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. "Bicara soal kimia, misalnya, itu ada bahasa universal yang sama. Kalau mau bersaing dengan negara maju tidak memiliki karakteristik khusus, tentu akan kalah," kata Mudasir.
Merujuk pada keunggulan potensi penelitian dalam negeri, maka penelitian diarahkan kembangkan upaya meneliti tanah lempung untuk katalis, penelitian zeolit yang banyak terdapat di alam. "Penelitian terkait material science seperti zeolit yang banyak terdapat di Bayat, Klaten, Jawa Tengah, lalu lempung di Boyolali itulah yang kita fokus teliti," jelasnya.
Sejumlah penelitian bidang kimia, seperti terkait minyak esensial seperti atsiri, minyak telon dan lain sebagainya juga jadi bahan penting untuk mengangkat dan menarik perhatian ilmuan dunia.
Nuryono, Sekretaris Jurusan Teknik Kimia FMIPA UGM menjelaskan beberapa penelitian lain disebutkan telah dimiliki dan dikembangkan secara massal oleh masyarakat, seperti virgin cocconut oil (VCO) menjadi home industri. Hasil penelitian itu menjadi materi pengabdian kepada masyarakat terkait dengan topik pemanfaatan kelapa.
(M Budi Santosa)