JAKARTA– Data Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukan popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun karena kasus yang menimpa mantan bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.
Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menilai SBY tidak perlu harus menanggapi hasil survei yang mengukur popularitasnya. Julian menambahkan, hasil survey tidak selalu ditentukan oleh isu yang berkembang.
"Popularitas itu fluktuatif tergantung isu atau keadaan-keadaan kadang up, kadang down. Presiden tidak merasa beliau harus bisa menerima kalau ada hasil survei atau poling seperti itu,” tuturnya di kantor presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2011).
Julian menambahakan pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, lanjut Julian serius terhadap program pemberantasan korupsi.
“Ini memang tanggung jawab bersama pemerintah benar-benar serius untuk menyelesaikan kasus. Baru kali ini benar-benar bisa dilakukan,” tambahnya.
Perang melawan korupsi tidak dapat selesai seperti membalikkan telapak tangan.
"Pemerintahan SBY secara tegas dan jelas mengimplementasikan kebijakan untuk melakukan perang terhadap korupsi ini bukan pekerjaan semalam," tandasnya.
(Taufik Hidayat)