MAKASSAR- Kondisi Zainuddin, wartawan yang jadi korban penikaman brutal di Makassar, kini mulai membaik. Kendati wajahnya tampak pucat, dadanya masih terbalut perban, dan selang infus masih menancap di pergelangan tangannya, dia sudah dapat tersenyum.
Ditemui okezone, Senin siang (26/9/2011), Zainuddin yang akrab disapa Jay, terlihat masih baring lemah di kamar No 2 Ruang Madinah RS Ibnu Sina, Makassar. Meski tubuhnya hanya ditutupi kain sarung, namun dia sudah lancar ketika diajak bicara.
"Alhamdulillah keadaan saya mulai membaik, terima kasih. Saya mengimbau hendaknya pelaku secepatnya dipindahkan dari tahanan di Polsek Panakkukang ke Polrestabes Makassar, kemudian dikenakan hukuman yang sepantasnya," ucap Zainuddin.
Jurnalis yang bekerja sebagai koresponden untuk salah satu stasiun televisi swasta itu merupakan korban insiden penikaman yang terjadi di Jalan Cambajawayya, Kecamatan Panakukkang, Makassar, Kamis 22 September malam lalu. Pelaku penikamnya diketahui bernama Akbar, yang bertetangga dengan korban.
Jay menuturkan, pada Februari 2009 dia meliput operasi penggerebekan bandar narkoba. Si bandar tertangkap lalu masuk penjara. Kejadian itu ditayangkan SCTV sebagai berita gambar liputan Zainuddin.
Diduga kuat, buntut peristiwa itu akhirnya merembet jadi dendam. Akbar, adik si bandar narkoba, merasa tidak senang dan disinyalir memendam sakit hati, hingga puncak ketidaksenangannya ditunjukkan dengan aksi penikaman.
Sebelum insiden nahas itu, rupanya kerap kali Akbar mengganggu Zainuddin. Zainuddin juga telah mengadukan perlakuan tersebut secara lisan kepada polisi.
Selanjutnya, pertengahan 2010 lalu terjadi preseden antara pelaku Akbar kontra adik ipar korban, Rais. Rais sempat dikejar-kejar dengan sebilah badik terhunus di tangan pelaku.
Kendati kejadian itu tidak menimbulkan bentrok fisik, tapi tersangka Akbar sempat melontarkan ancaman hendak menyudahi nyawa korban dan keluarganya.
"Sebelumnya saya merasa tidak ada masalah dengan pelaku," tutur Jay.
Di balik musibah selalu ada hikmah. Zainuddin meminta aparat kepolisian tangkas mengusut tuntas peristiwa berdarah yang menghabiskan darahnya hingga dua liter dengan luka robek panjang sedalam 20 sentimeter di bagian dada.
"Kejadian ini jangan sampai mengecilkan hati adik-adik saya wartawan atau generasi wartawan sesudah saya, baik di Makassar atau di mana pun juga agar tidak takut meliput. Terima kasih pula saya ucapkan pada kawan-kawan pers yang menunjukkan solidaritas kepada saya dan keluarga," tandas Zainuddin.
(Kemas Irawan Nurrachman)