JAKARTA - Untuk mengurangi jumlah penumpang di atas atap (atapers), PT Kereta Api Indonesia (KAI) memasang "terowongan bohongan" atau penghalang atapers yang lebih kuat, Jumat (10/2/2012). Penghalau ini dipasangkan di jalur KRL di Pasar Minggu Baru-Kalibata dan jalur Jakarta-Bogor.
Kepala Pengamanan dan Penindakan Daops I Ahmad Sujadi mengatakan, setelah dilakukan pemasangan tersebut, dampaknya jumlah penumpang di atas atap berkurang sekira 50 persen. "Sekarang sudah mulai berkurang penumpang di atas atap hingga 50 persen pada pagi ini," ujar Ahmad Sujadi saat dihubungi wartawan, Jakarta, Jumat (10/2/2012).
Ahmad menjelaskan, sebelumnya KAI telah melakukan sejumlah upaya, termasuk memasang ‘pintu koboi’ untuk menghalau atapers. Namun, ‘pintu koboi’ dirasakan belum maksimal, karena bahan yang digunakan tidak kuat. Terowongan bohongan ini merupakan ‘Pintu Koboi’ yang telah disempurnakan sehingga lebih panjang dan lebih kuat ketimbang ‘pintu koboi’. "Tadi kita tempatkan di antara Kalibata dan Pasar Minggu. Tapi ternyata masih lemas, belum terlalu kuat. Jadi kami panjangkan dari 70 cm ke 165 cm. Sisi luar dari 165 cm jadi 240 cm. Sehingga ruang gerak atapers bisa dibatasi dan dihilangkan," jelasnya.
Setelah memasang di antara stasiun Kalibata dan Pasar Minggu Baru, selanjutnya PT KAI akan kembali memasang di daerah stasiun Citayam, Bojong Gede, dan Cilebut.
"Tapi ukurannya akan kami rendahkan lagi. Jadi secara keseluruhan, untuk fisik palang penampar itu posisinya masih bisa kami rendahkan. Akan terus kami evaluasi," tandasnya.
(Stefanus Yugo Hindarto)