IJTI dan Polres Cimahi Sepakat Rekonsiliasi

BANDUNG - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat dan Polres Cimahi sepakat melakukan rekonsiliasi alias damai terkait kasus penghalangan liputan terhadap dua wartawan televisi, Muhammad Abas (34) dari Indosiar dan Ahmad Fadliilah (28) dari SCTV.

Polres Cimahi juga akan memberikan sanksi disiplin terhadap Bripda Kristo Aji, anggota Dalmas Sabhara Polres Cimahi, yang diduga menghalangi liputan dua wartawan televisi tersebut.

"IJTI ingin damai dan tidak ada kejadian ini di kemudian hari," kata Ketua IJTI, Iman S Nurdin, di Polres Cimahi, Selasa (29/5/2012).

Iman menjelaskan, pertemuan dengan Kapolres Cimahi tersebut meminta supaya ada penanganan hukum terhadap kejadian itu. Anggota yang melakukan penghalangan peliputan agar diberi sanksi disiplin.

"Saya meminta agar tidak ada lagi upaya menghalangi apalagi intimidasi terhadap rekan pers yang bertugas di lapangan," tutur Iman.

Selain itu, IJTI meminta agar Polres Cimahi melakukan sosialisasi kepada jajaran di bawahnya terkait UU Pers.

Sementara Kapolres Cimahi AKBP Anwar sepakat untuk menyelesaikan di luar jalur hukum. "Kita sepakat untuk saling rekonsiliasi," katanya.

Pihaknya juga telah melakukan penyidikan terhadap anggotanya, seperti yang diminta IJTI. Terkait kasus tersebut, pihaknya sudah mengumpulkan saksi dan bukti.

"Dan dari IJTI juga menawarkan untuk rekonsiliasi, tujuannya tanpa melihat siapa yang salah benar dengan ini kita saling memahami," paparnya.

Kasus tersebut bermula ketika Abbas dan Fadlilah meliput aksi unjuk rasa buruh SPSI dan SPN yang melakukan konvoi menggunakan sepeda motor ke Kantor DPRD KBB yang berada di Jalan Raya Padalarang pada Rabu 28 Maret lalu.

Saat itu buruh yang mengendarai motor secara ugal-ugalan, dicegat anggota polisi. Aksi adu mulut dan buruh pun terjadi. Abbas dan Fadlilah yang berada di lokasi langsung merekam gambar.

Namun saat itu ada anggota polisi yang menghalang-halangi dengan cara menutup kamera Fadil dan mencoba menariknya.

(Risna Nur Rahayu)