Sindonews.com - Bentrokan antara dua kubu Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) engan Forum Betawi Rempug dinilai lantaran kurangnya antisipasi yang dilakukan pihak kepolisian.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Aboe Bakar Al-Habsy mengatakan pecahnya bentrok dua kubu ormas pemuda pancasila (PP) Forum Betawi Rempug (FBR) di tagerang selatan menunjukkan kurangnya antisipasi dari aparat keamanan.
"Saya sangat menyayangkan terjadinya bentrokan antar ormas ditanggerang kemarin, ini menunjukkan antisipasi dari aparat masih kurang," tutur Aboe Bakar di DPR, Jakarta, Kamis (28/6/2012).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menduga hasil rapat kerja Komisi III dengan Kapolri belum terkomunikasikan ke bawah. Menurutnya salah satu poin utama kesimpulan rapat kerja untuk peningkatan fungsi preemtif dan preventif agar konflik sosial dan kerusuhan bisa dihindari.
"Bentrokan seperti ini bisa menjadi presiden tidak baik, bila di dekat pusat pemerintahan saja masih terjadi bentrok, lantas bagaimana untuk pengamanan di daerah yang memiliki banyak kendala geografis, Sumber Daya Manusia (SDM) dan perlengkapan," kata dia.
Polri, lanjut Aboe Bakar harus punya prioritas pengamanan, jangan sampai masyarakat membandingkan persoalan bentrok ini dengan pengamanan pemeriksaan di KPK, menurutnya hal itu menjadi tidak baik.
"Polisi akan lebih terlihat mengamankan pemeriksaan politisi dengan berlebihan, sedangkan di sisi lain tidak mampu mengamankan bentrokan,"
Selain itu, sebaiknya polisi juga mementingkan nasib keamanan masyarakat, tidak hanya bisa memberikan rasa aman bagi para pejabat.
"Saya minta ini dievaluasi, saya tidak ingin ada pencitraan keamanan para politisi lebih penting. Polisi harus punya skala prioritas dan pengamanan masyarakat harus lebih diutamakan," pungkasnya.(azh)
(Hariyanto Kurniawan)