Pendidikan Minim Jerat Korban Human Trafficking

Andi Aisyah, Jurnalis
Jum'at 12 Oktober 2012 17:14 WIB
American Corner Unhas membahas human trafficking dalam sebuah seminar. (Foto: Andi Aisyah/Okezone)
Share :

MAKASSAR - American Corner Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar seminar terbuka bertajuk "Human Trafficking" di Gedung Perpustakaan Pusat, Universitas Hasanuddin, Jumat (12/10/2012).

Sejumlah dosen dan mahasiswa hadir dalam acara yang digelar untuk membahas persoalan perdagangan manusia (human trafficking) yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi persoalan global di berbagai negara berkembang.

Human trafficking atau perdagangan manusia merupakan suatu bentuk perbudakan baru dalam konteks kontemporer. Bentuk pemaksaan, intimidasi, dan kekerasan dalam hubungan kerja  adalah ciri dari aktivitas human trafficking. Iming-iming akan kehidupan yang lebih baik merupakan salah satu pemicu makin suburnya aktivitas perdagangan manusia.

Pokok bahasan itu dipaparkan Terry Kinney, salah satu pembicara dalam seminar tersebut. Kinney menjabat Legal Advisor dari Lembaga Amerika Serikat yang konsentrasi atas persoalan human trafficking.

Kinney menjelaskan, bencana alam, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketiadaan kemampuan atau keterampilan hidup adalah salah faktor yang mempengaruhi korban untuk terjerat dalam lingkaran kejahatan perdagangan manusia. Pada beberapa kasus, para pelaku human trafficking bertindak seolah-olah sebagai agen penyalur tenaga kerja yang akan menyalurkan para tenaga kerja pada perusahaan tertentu di luar negeri.

Para korban yang berhasil selamat dan bersaksi telah mengakui, terjaringnya mereka dalam lingkaran sindikat perdagangan manusia justru karena tergiur akan banyaknya penghasilan yang akan mereka peroleh jika mereka bekerja di luar negeri. Tapi justru apa yang mereka alami jauh dari yang mereka bayangkan. Pemaksaan, intimidasi, dan kekerasan justru menjadi hal yang harus mereka hadapi. Pada beberapa kasus yang ditemukan, para korban perdagangan manusia yang tidak berhasil diselamatkan selalu berujung pada kematian atau pada penyakit kejiwaan akibat kekerasan yang mereka alami. 

Fakta lain mengatakan bahwa pada salah satu sekolah menengah atas swasta di Jakarta, Kepala Sekolah dari SMA tersebut yang notabene seorang ekspatriat asal Amerika Serikat adalah pelaku tindak perdagangan manusia, yang menjadikan siswanya sebagai korban. Hal ini merupakan fakta yang memprihatinkan.

Dari seminar tersebut, titik kesulitan penanganan human trafficking saat ini terletak pada cara mengidentifikasi atau kategorisasi beberapa kasus di lapangan yang tergolong sulit. Di satu sisi para korban ini "dijual" oleh para penyalurnya. Namun di tempat bekerja, mereka tidak merasa mengalami penipuan pemaksaan, intimidasi, dan kekerasan oleh majikannya.

"Untuk memutus mata rantai dari aktivitas perdagangan manusia ini tidak mustahil. Koordinasi yang baik dari segenap pihak yang berwenang, baik dari pemerintah maupun swasta sebagai pendukung dapat mengurangi aktivitas perdagangan manusia tersebut," Kinney mengimbuh.

Selain itu, jaminan akan ketersediaan mata pencaharian yang layak juga dapat sangat membantu mengurangi aktivitas perdagangan manusia. Jika negara mampu memberikan kepastian kelayakan hidup kepada warganya, maka niscaya warganya tak akan berpikir untuk mencari penghidupan di luar negeri dan dapat memutus mata rantai human trafficking. Cara ini telah dilakukan oleh Indonesia dengan membuat lembaga yang berkonsentrasi terhadap hal tersebut.

Upaya lain yang mungkin dilakukan,  yakni memberikan pemahaman pada berbagai kalangan soal perdagangan manusia ini. Sekolah dan lembaga pendidikan tinggi adalah stakeholder yang tepat untuk melakukannya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh berbagai negara termasuk Amerika Serikat .

"Menjadi sangat penting artinya bagi kita memberikan informasi kepada semua orang tentang berbahayanya perdagangan manusia. Upaya-upaya sosialisasinya pun lebih dari sekadar memberi pengertian kepada masyarakat mengenai hal ini. Melainkan juga memberi peringatan terhadap kesadaran masyarakat tentang perdagangan manusia. Berbagai sekolah telah mengajarkan kepada siswa mereka mengenai human trafficking," pungkas Kinney.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya