JAKARTA - Penolakan pemasangan foto Gus Dur dalam publikasi kegiatannya untuk kampanye dinilai tidak tepat. Sebab, Gus Dur adalah milik bangsa Indonesia, bukan hanya milik keluarga.
Pengamat politik dari Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarok mengatakan, siapapun yang satu visi dengan Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai pluralisme, humanisme, dan keutuhan NKRI berhak memasang foto beliau. Sejauh hal itu dianggap sebagai wujud pengagungan atas pemikiran Gus Dur.
Sehingga, sambungnya, sah-sah saja calon anggota legislatif PKB menggunakan foto Gus Dur dalam publikasi kegiatannya untuk kampanye sekalipun terlebih faktanya Gus Dur adalah pendiri PKB.
"Misalnya kita memasang foto Mahatma Gandhi masak kita diprotes oleh anaknya? Kan lucu. Gus Dur itu milik bangsa, bukan hanya milik keluarganya," kata Zaki dihubungi wartawan, Jakarta, Senin (30/12/2013).
Lebih jauh, Zaki menilai bahwa kalaupun dahulu pernah ada perbedaan pendapat antara Gus Dur dengan pengurus PKB yang lain, maka hal tersebut sangat wajar dan manusiawi karena mereka semua adalah manusia yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Yang terpenting kata Zaki, calon anggota legislatif PKB tetap memperjuangkan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur maka calon anggota legislatif PKB tetap berhak menggunakan simbol-simbol Gus Dur, meskipun tidak semua calon anggota legislatif menggunakan foto Gus Dur.
“Kalaupun ada perbedaan pendapat kecil yang tidak menyangkut nilai-nilai itu adalah hal yang wajar dan kita tidak perlu berlebihan menanggapinya” tegas Zaki.
Dalam kaitan hubungan NU dan PKB, dosen Ilmu politik di FISIP UIN Jakarta itu menjelaskan “Implementasi ideologi NU tidak ada di partai lain kecuali di PKB. Bahkan lebih jauh dia mengatakan bahwa pemikiran-pemikiran Gus Dur itu ya di PKB, tidak ada di partai lain,” tegas Zaki.
(K. Yudha Wirakusuma)