JAKARTA- PDI Perjuangan membutuhkan sosok cawapres yang tegas untuk mendampingi capresnya. Sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah kelak dapat terawasi dengan baik.
Pengamat politik LIPI, Indria Samego, menyatakan, orang seperti itu pasti dari luar partai. "Hanya teknokrat yang seperti itu. Tidak mungkin partai," jelasnya Sabtu (19/4/2014).
Ketua KPK, Abraham Samad, adalah salah satu orang yang seperti itu. Jika menjadi wapres, Samad dapat mengawasi program-program pemerintahan dengan baik. Ketika ada yang korupsi, maka akan ditindak tegas. Siapapun orangnya, akan diseret ke pengadilan.
Kabinet yang dipimpin presiden yang diusung PDIP nanti juga dipastikannya akan serius menjalankan pemerintahan. Program tidak hanya untuk konstituen politik, tapi juga semua masyarakat.
Korupsi dipastikan juga tidak dibiarkan. Samad memiliki sejarah emas dalam pemberantasan korupsi. KPK di zamannya menetapkan seorang menteri dan pejabat setingkat menteri sebagai tersangka korupsi. "Ini prestasi luar biasa," jelasnya.
Jika Samad menjadi wapres, maka pemerintahan diyakini akan diawasi dengan baik. Tidak akan ada kebocoran APBN.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya sangat selektif dalam menentukan bakal calon presiden. Sosoknya harus berintegritas dan jauh dari korupsi. "Itu sudah pasti," jelasnya.
Komitmen dan kesamaan visi merupakan dua hal yang menjadi indikator utama dalam menentukan keputusan. Tjahjo menjelaskan, kriteria pertama untuk figur cawapres pada pilpres adalah sosok yang memiliki komitmen menjadi wakil presiden selama lima tahun. PDIP juga meminta agar bakal cawapres yang diusung kelak jika terpilih tidak melampaui kewenangan presidennya.
"Harus bisa memosisikan diri sebagai wapres. Wapres jangan berakting jadi presiden," kata Tjahjo.
(Muhammad Saifullah )